Karya Kolektif Kelana Akhir Pekan dari Padang Pariaman Pukau Kids Biennale Indonesia 2025

Karya Kolektif Kelana Akhir Pekan dari Padang Pariaman Pukau Kids Biennale Indonesia 2025

aktivitas anak-anak kelas Kelana Akhir Pekan  menyusun puzzle bersama di Kelas Kelana Akhir Pekan.

Jakarta, Padangkita.com – Karya seni kolektif "Kelana Akhir Pekan" dari Padang Pariaman, Sumatera Barat, berhasil mencuri perhatian dalam pembukaan agenda Kids Biennale Indonesia 2025 di Galeri Nasional Indonesia.

Pameran yang dibuka pada 4 Juli ini menampilkan 142 karya pilihan dari ribuan peserta anak-anak dan remaja se-Indonesia, dan akan berlangsung hingga 31 Juli 2025. Kolektif Kelana Akhir Pekan menjadi salah satu dari hanya empat peserta yang berasal dari Sumatera Barat.

Seleksi ketat untuk Kids Biennale Indonesia 2025 berlangsung dari 24 Februari hingga 30 April 2025, dengan total 1.026 karya yang masuk. Terpilihnya 142 karya, termasuk "Kelana Akhir Pekan," menunjukkan kualitas dan orisinalitas ide yang disajikan oleh para kreator muda ini.

Dalam pameran ini, Kelana Akhir Pekan menghadirkan karya seni rupa berupa potongan-potongan puzzle yang belum tersusun sepenuhnya, juga berjudul "Kelana Akhir Pekan".

Karya ini secara simbolis menggambarkan aktivitas anak-anak dalam kelas Kelana Akhir Pekan, sebuah ruang belajar gambar, musik, tari, dan teater di mana mereka bebas berekspresi tanpa takut salah. Bagi anak-anak kolektif ini, kelas tersebut adalah "rumah, lingkungan, dan dunia kecil yang penuh imajinasi."

Karya kolektif ini merupakan hasil kolaborasi dari sejumlah nama, termasuk Aqila Ratman Ersani, Velicia Okta Deciana, Aiza Rania, Anindia Naisya El Mugni, Nada Bahira Ramadani, Fahira Mai Khayrita, Latifa Syahira Fitri, Nur Latifah, Muhammad Agam, Fahrul Mardianto, Syafia Enjelina, Adelia Putri Syamira, Fauzia Rafifa, Muhammad Bima Sakti, dan Rafael Adiza Pratama.

Tidak hanya seni rupa, karya kolektif ini juga mengintegrasikan elemen visual yang menampilkan unsur gerak dan musik. Rekaman aktivitas keseharian mereka saat berlatih dan bermain bersama diisi oleh Daffa Al Zikra, Hafiz Zurahman, Muhammad Fakur Rizky, Temi Zueldo, Barra Malik Ibrahim, Magribi Ibrahim, Satria Ramadhan Al Aqbar, Muhammad Ridho, Robi Ilham Al Fadriansyah, Cadhla Tri Gunawan, Nila Amalia Nabila, Kesya Almadiana, Keysha Fitri Rafani, dan Adinda Putri Mayzamri.

Srikandi Putri, Wali Kelas Kelana, menjelaskan bahwa Kelana Akhir Pekan adalah kolektif anak-anak dan remaja dari Korong Kasai, Nagari Kasang, Padang Pariaman. Mereka tumbuh bersama melalui kelas seni yang diselenggarakan oleh Komunitas Seni Nan Tumpah, berkegiatan setiap Kamis hingga Minggu di Ruangtemu Nan Tumpah.

"Kolektif ini lahir dari semangat bermain, berkarya, dan menjelajah dunia melalui mata dan imajinasi anak-anak itu sendiri—di mana seni menjadi cara berteman, bersuara, dan bermimpi bersama," ujar Srikandi Putri, lewat keterangan tertulis, Rabu (16/7/2025).

Yusuf Fadli Aser, pengampu kelas seni rupa di Kelana Akhir Pekan, menambahkan bahwa anak-anak menunjukkan semangat belajar yang tinggi dan rasa ingin tahu yang luas.

"Mereka membuat apa yang mereka pikirkan, dan selalu berangkat dari hal-hal yang dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari. Kebebasan ini menjadi fondasi penting dalam cara kerja Kelana Akhir Pekan: seni bukan sekadar keterampilan teknis, melainkan cara untuk mengenali dan merespons dunia," kata Yusuf.

Dikutip dari kidsbiennaleindonesia.id, Kids Biennale Indonesia adalah platform seni inklusif berskala global yang memberi ruang bagi anak dan remaja usia 6–17 tahun, serta anak-anak berkebutuhan khusus hingga usia 22 tahun.

Program ini mendorong mereka untuk berekspresi, mengkritisi, dan merespons isu-isu sosial melalui seni dan budaya lintas disiplin, dengan tujuan mendorong kreativitas, empati, serta kesadaran sosial dan lingkungan di kalangan generasi muda.

Mengusung tema "Tumbuh Tanpa Takut," Kids Biennale Indonesia 2025 dikuratori oleh Anggun Priambodo dan Gie Sanjaya. Tema ini mengajak anak-anak dan remaja untuk menyuarakan harapan, refleksi, maupun kritik terhadap lingkungan belajar dan hidup yang ideal—yang aman, inklusif, dan membebaskan. Pameran ini menjadi ruang penting bagi mereka tidak hanya sebagai saksi, tetapi juga sebagai agen perubahan.

Fahrul, salah satu anggota Kelana Akhir Pekan, mengungkapkan antusiasmenya. "Mengikuti kelas di Kelana Akhir Pekan sangat menyenangkan. Bisa dapat teman baru dan bikin karya sama-sama. Dalam Kids Biennale Indonesia 2025 ini aku menggambar gunung. Karena gunung itu indah kalau dilihat dari bawah. Kata-kata orang kalau dilihat dari atas, pemandangannya akan lebih bagus lagi. Jadi aku gambar itu," tuturnya, menggambarkan perspektif unik dalam karyanya.

Baca Juga: Komunitas Seni Nan Tumpah Gelar Diskusi Intensif Bahas Alih Media, Produksi Seni, hingga Strategi Komunitas

Kehadiran karya "Kelana Akhir Pekan" dalam ajang nasional ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi lebih banyak anak-anak di daerah untuk berani berekspresi melalui seni dan menunjukkan potensi mereka di kancah yang lebih luas. [*/hdp]

Baca Juga

Komunitas Seni Nan Tumpah Gelar Diskusi Intensif Bahas Alih Media, Produksi Seni, hingga Strategi Komunitas
Komunitas Seni Nan Tumpah Gelar Diskusi Intensif Bahas Alih Media, Produksi Seni, hingga Strategi Komunitas
NTMS 2025 Sukses Jaring Bakat Seni di 15 Sekolah Sumbar, Siap Ramaikan Pekan Nan Tumpah
NTMS 2025 Sukses Jaring Bakat Seni di 15 Sekolah Sumbar, Siap Ramaikan Pekan Nan Tumpah
Mulai Besok, Komunitas Seni Nan Tumpah Bawa Teater ke 15 SMA di Sumbar dalam Program NTMS 2025
Mulai Besok, Komunitas Seni Nan Tumpah Bawa Teater ke 15 SMA di Sumbar dalam Program NTMS 2025
Jelang Pekan Nan Tumpah 2025, KSNT Gelar Seri Diskusi Mendalam tentang Seni dan Tradisi
Jelang Pekan Nan Tumpah 2025, KSNT Gelar Seri Diskusi Mendalam tentang Seni dan Tradisi
Pekan Nan Tumpah 2025 Siap Digelar Juli, Komunitas Seni Perkenalkan Konsep Lintas Disiplin
Pekan Nan Tumpah 2025 Siap Digelar Juli, Komunitas Seni Perkenalkan Konsep Lintas Disiplin
BPBD Padang Bentuk Klaster Logistik Bencana, Tingkatkan Kesiapsiagaan Daerah
BPBD Padang Bentuk Klaster Logistik Bencana, Tingkatkan Kesiapsiagaan Daerah