Padang, Padangkita.com – Suasana di Fabriek Padang terasa penuh energi pada Rabu (27/8/2025) sore. Ratusan pasang mata dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan komunitas seni di Kota Padang tertuju pada satu sosok, Siko Setyanto.
Koreografer dan penari kenamaan itu tidak hanya berbagi panggung, tetapi juga membagikan percikan api semangat dalam gelar wicara bertajuk “Kolaborasi Seni Lintas Media”.
Acara yang merupakan bagian dari rangkaian festival Pekan Nan Tumpah 2025 ini menjadi bukti nyata dukungan Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya untuk para seniman muda di daerah.
Dalam diskusi yang berlangsung hangat, Siko mengajak audiens menyelami proses kreatifnya yang unik. Siapa sangka, kecintaannya pada musik jazz dan mimpinya menjadi seorang rockstar justru menjadi fondasi yang membawanya ke panggung tari kontemporer.
"Kerja-kerja lintas media dan kolaborasi, sesungguhnya, telah menjadi bagian dari diri saya sejak awal," ungkap Siko, merujuk pada bagaimana ia kerap menggandeng visual artist hingga musisi dalam setiap karyanya.
Lebih dari sekadar teknik berkesenian, Siko berbicara dari hati tentang perjalanan terjal yang dihadapinya. Ia secara terbuka mengakui bahwa keterbatasan finansial pernah menjadi tantangan berat di awal kariernya.
"Saya bukan berasal dari keluarga yang kaya. Namun, saya sangat terbantu karena orang-orang di sekeliling saya memberikan dukungan dan pelatihan untuk memperkaya pengetahuan saya," tuturnya.
Bagi Siko, kondisi bukanlah penghalang. Ia menekankan pentingnya bagi seorang seniman, terutama penari, untuk tidak pernah berhenti memperkaya wawasan tentang tubuhnya sendiri. Menurutnya, kesadaran untuk bekerja sama dan membangun kolektif adalah kunci lain yang membuka jalan bagi perkembangan karya-karyanya hingga kini.
Gelar wicara ini pun mengalir dua arah. Salah seorang peserta, Raisa, mengaku terinspirasi namun juga penasaran. Sebagai penikmat seni awam, ia bertanya bagaimana cara memahami sebuah karya kolaborasi yang menggabungkan tari, seni visual, musik, dan teater agar keindahannya dapat tersampaikan.
Menjawab hal ini, Siko menjelaskan bahwa tugas utama seorang seniman adalah menghidupkan ruang imajinasinya menjadi karya nyata. "Setelah itu," katanya, "kami menyerahkannya kepada penonton untuk memiliki cara bacanya sendiri, terlepas dari apa pun mediumnya."
Sebagai penutup yang menggugah, Siko memberikan pesan pamungkas yang disambut tepuk tangan meriah oleh seluruh hadirin. “Izinkan dirimu untuk menjadi apa yang dirimu inginkan,” pungkasnya.
Baca Juga: Pekan Nan Tumpah 2025 Capai Puncak, Tema "Salah Paham" Sukses Pukau Ribuan Pengunjung
Gelar wicara "MTN Ikon Inspirasi" ini merupakan bagian dari program prioritas nasional Kementerian Kebudayaan yang bertujuan menjaring, mengembangkan, dan mempromosikan talenta seni budaya Indonesia ke panggung yang lebih luas, baik nasional maupun global. [*/hdp]
