Padang, Padangkita.com - Wali Kota Padang Hendri Septa mengapresiasi program inovasi Sumur Ganting (Seluruh Masyarakat Padang Timur Galakkan No Stunting) sebagai upaya mencegah terjadinya stunting pada anak balita di wilayah Kecamatan Padang Timur.
"Atas nama Pemerintah Kota (Pemko) Padang, saya sangat mengapresiasi sekali program inovasi Sumur Ganting ini sebagai upaya mencegah terjadinya stunting pada anak balita. Semoga program ini terus berjalan efektif dan bisa dicontoh oleh kecamatan-kecamatan lainnya," ujar Wako Hendri Septa, Minggu (19/11/2023).
Camat Padang Timur, Siska Meilani menyebutkan, gerakan Sumur Ganting menyasar dan mengatasi stunting dari hulu ke hilir di wilayah Padang Timur. Salah satunya dengan menemui masyarakat, mengentaskan permasalahan pendidikan, kependudukan, dan kesehatan.
"Program ini sudah berjalan sejak 2021 sebagaimana di Kecamatan Padang Timur sudah ada akses oleh kelurahan untuk menerbitkan sertifikat kelahiran, kematian, hingga membuat Kartu Keluarga (KK) sendiri.
Sumur Ganting bersifat manual dimana stake holder kecamatan akan bertemu "face to face" bersama-sama warga untuk mengetahui permasalahan yang dialami khususnya dalam pencegahan stunting," sebut Siska.
Ia menambahkan, pada tahun 2022 gerakan Sumur Ganting diperluas pihaknya dengan menjalin kerjasama dengan Puskesmas hingga para dokter spesialis anak Unand.
"Sejumlah klinik bersalin dan dokter gizi yang ada di Kecamatan Padang Timur semuanya menyambut baik gerakan ini. Melalui kerjasama itu kita juga telah membentuk rumah gizi untuk mencegah kasus stunting," tambahnya.
Pada kesempatan tersebut Wali Kota Padang Hendri Septa didampingi Camat Padang Timur Siska Meilani juga menyerahkan reward bagi para pemenang Lomba Kelurahan Terbersih Tingkat Kecamatan Padang Timur.
Menurut Wako Hendri Septa, persoalan stunting atau gangguan yang terjadi pada pertumbuhan fisik dan otak pada anak saat ini patut diseriusi.
Hal itu berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 yang menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia berada di angka 21,6 persen. Sementara di Sumatera Barat sebesar 25,2 persen dan di Kota Padang 19,5 persen.
"Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya prevalensi stunting di Kota Padang mengalami kenaikan 0,6 persen. Untuk itu, pemerintah kecamatan dan kelurahan sebagai bagian dari pemerintah yang langsung bisa melihat kasus stunting di masyarakat diharapkan lebih proaktif lagi," imbau Wako.
Lebih lanjut Wali Kota Padang pun juga menyoroti masih banyak masyarakat yang belum teredukasi dengan baik terkait pentingnya menyikapi 1.000 hari pertama kelahiran anak selaku fase yang penting dalam pencegahan stunting.
"Kepada para ibu yang akan dan baru melahirkan diharapkan memperhatikan fase 1.000 hari pertama kelahiran anaknya agar tidak terkena stunting. Stunting biasanya dipengaruhi dari banyak faktor diantaranya kurangnya asupan makanan, status gizi ibu, penyakit menular serta kekurangan mikronutrien dan lingkungan," jelas Wako.
Baca Juga: Audit Stunting di Kota Padang: Semua Kasus Tertangani
"Saya yakin dengan tekad dan komitmen yang kuat, kita dapat mengambil langkah signifikan dalam mengurangi stunting. Mari kita bersatu dalam tujuan yang mulia ini, karena stunting merupakan ancaman terbesar yang berefek terhadap menurunnya kualitas sumber daya manusia," pungkasnya. [*/hdp]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News