Bukittinggi, Padangkita.com - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah mengapresiasi inovasi yang dilakukan manajemen RSUD Dr. Achmad Mochtar, Bukittinggi dalam pengelolaan limbah infeksius.
Menurut Gubernur, program inovatif yang diberi nama Lilaku 4 GH (Limbah Layakku Menuju Green Hospital) telah sesuai dengan program unggulan Pemprov Sumbar tahun 2021-2026, untuk menghadirkan Sumbar berkeadilan melalui optimalisasi pengelolaan sampah yang berkelanjutan, dan penyediaan tempat pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun.
"Ini adalah langkah cerdas, terobosan baru untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih disekitar rumah sakit," ungkap Gubernur Mahyeldi saat berkunjung ke lokasi pengolahan limbah infeksius di RSUD Dr. Achmad Mochtar, Bukittinggi, Sabtu (1/7/2023).
Gubernur Mahyeldi mengaku bangga atas upaya transformasi yang telah dilakukan RSUD Dr. Achmad Mochtar yang biasa disingkat RSAM untuk mewujudkan rumah sakit ramah lingkungan di Sumbar.
Ia menilai inovasi tersebut, tidak hanya ramah terhadap lingkungan tetapi juga dapat menekan biaya penanganan limbah di internal rumah sakit.
"Inovasi Lilaku 4 GH ini selain dapat meminimalkan polusi dan cemaran lingkungan juga bisa menghemat pengeluaran rumah sakit dalam penanganan limbah infeksius, kita patut berbangga dengan hal ini," kata Mahyeldi.
Ia menyebut, menurut informasi dari tenaga ahli pengelolaan limbah di rumah sakit tersebut telah dinyatakan steril dan tidak membahayakan lingkungan sekitar. Bahkan, air hasil pengolahan limbah tersebut dapat digunakan untuk memelihara ikan.
Gubernur Mahyeldi berharap, teknologi yang sama dapat diterapkan pada seluruh rumah sakit dan puskesmas lainnya di Sumbar. Ia pun akan minta Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar mengkaji hal tersebut.
Dalam kesempatan yang sama Direktur RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi, drg. Busril MPH menyampaikan bahwa inovasi Lilaku 4 GH itu merupakan bagian dari upaya manajemen untuk menjadikan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi sebagai rumah sakit ramah lingkungan.
"Kita terus berupaya untuk menjadikan RSUD Dr. Achmad Mochtar lebih ramah lingkungan, salah satu caranya melalui program Lilaku 4 GH ini," ungkap Busril.
Ia menuturkan, untuk pengolahan limbah cair, pihaknya telah mengolahnya dengan alat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), sehingga aman untuk lingkungan. Sedangkan untuk limbah padat, memang masih melakukan kerja sama dengan pihak ketiga.
Ia menegaskan, sepanjang tahun 2018 - 2022, RSUD Dr. Achmad Mochtar telah berhasil mendaur ulang 19 ton limbah botol infus yang tidak terkontaminasi cairan tubuh. Pihaknya pun mampu menekan pengeluaran untuk pengolahan limbah infeksius sebesar 20% atau setara dengan Rp257.750.100.
Tidak hanya itu, melalui pengolahan tersebut, pihaknya juga berhasil memperoleh tambahan pendapatan sebesar Rp20.251.270 dari penjualan hasil olahan limbah botol infus yang total beratnya mencapai 3.115,58 kg.
Baca juga: Gubernur Mahyeldi Bawa Harapan Masa Depan untuk Masyarakat Langgai Pesisir Selatan
"Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari inovasi pengolahan limbah ini, tidak hanya penghematan tapi juga ada pendapatan di sana" jelas Busril. [*/adpsb]