Limapuluhkota, Padangkita.com - Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar), Ardi Andono menanggapi dengan santai terkait adanya penolakan warganet terkait pembangunan landmark di Lembah Harau, Limapuluh Kota.
"Biasa saja ada pro-kontra. Kalau sudah jadi juga mereka (foto) selfie," ungkapnya melalui keterangan tertulis saat dihubungi Padangkita, Rabu (2/11/2022).
Menurutnya pembangunan landmark tersebut tidak perlu menjadi masalah karena sudah lewat perhitungan yang matang dan juga merupakan permintaan masyarakat sekitar.
"Mereka membutuhkan sesuatu yang umum dan tidak dimiliki perorangan. Nanti dengan adanya landmark tersebut masyarakat juga mendapat keuntungan. Kita hanya memfasilitasi saja," sambungnya.
Meskipun nantinya landmark dibangun di dinding tebing, ia mengklaim biayanya cukup murah, kendatipun tidak menyebut angka.
"Perkiraan rampung akhir tahun ini, kalau soal biaya, murah, karena cuma dari plat. Kita perkirakan lebih murah dari bikin gapura dan pintu gerbang" jelasnya.
Ardi menambahkan, landmark tersebut nantinya juga akan menjadi identitas bahwa itu (pengelolaan) milik BKSDA Sumbar .
"Selama ini orang cendrung mengira milik pemda, bahkan ada pungutannya. Kasihan masyarakat mau foto landmark tapi di lahan privat harus bayar masuknya," terangnya.
Sebelumnya, rencana BKSDA Sumbar untuk membangun landmark di dinding tebing Kawasan Lembah Harau, Limapuluh Kota mendapat penolakan dari warganet.
Baca Juga : Warganet 'Seruduk' Akun Medsos BKSDA Sumbar, Tolak Pembangunan Landmark Lembah Harau
Dalam unggahan rencana pembangunan landmark tersebut di akun instagram @Bksda_Sumbar, kolom komentar dipenuhi tanggapan negatif warganet yang menilai rencana tersebut malah merusak keindahan Lembah Harau. [hdp]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News