Dalam Islam, mencukur rambut kemaluan disyariatkan dan tidak dilarang. Bahkan hal itu disebutkan dalam beberapa hadist Rasulullah SAW.
Padangkita.com - Bagi kaum perempuan, mencukur rambut kemaluan bukanlah hal yang asing lagi. Hal ini rutin dilakukan oleh kaum perempuan agar miss V lebih bersih dan terhindar dari kuman.
Bahkan menurut laman Healthline, mencukur rambut kemaluan secara rutin juga bisa meningkatkan kepercayaan diri dan terhindar dari penyakit tertentu.
Namun, bagaimana hal ini menurut pandangan Islam?
Melansir Kumparan, Ustadz Ammi Nur Baits, Dewan Pembina situs islami Konsultasi Syariah dari Madinah International University mengatakan, mencukur bulu dan rambut kemaluan hukumnya disyariatkan dan tidak dilarang oleh agama Islam.
Dalam salah satu tulisannya, Ustadz Ammi juga melampirkan beberapa dalil yang bisa dijadikan acuan.
Pertama, dari Aisyah radhiallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عن عائشة قالت قال رسول الله صلى الله عليه وسلم عشر من الفطرة قص الشارب وإعفاء اللحية والسواك والاستنشاق بالماء وقص الأظفار وغسل البراجم ونتف الإبط وحلق العانة وانتقاص الماء يعني الاستنجاء بالماء
“Ada sepuluh hal dari fitrah (manusia); memangkas kumis, memelihara jenggot, bersiwak, istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung), potong kuku, membersihkan ruas jari-jemari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu pubis dan istinjak (cebok) dengan air. ” (HR. Muslim, Abu Daud, Turmudzi, Nasa’i, dan Ibn Majah).
Kedua dalam riwayat yang lain, Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خمس من الفطرة : الاستحداد ، والختان ، وقص الشارب ، ونتف الإبط وتقليم الأظفار
“Ada lima hal termasuk fitrah; Istihdad, khitan, memangkas kumis, mencabut bulu kemaluan, dan memotong kuku.” (HR. Bukhari, Muslim dan lainnnya).
Tak hanya itu, perihal hukum mencukur rambut kemaluan ini, Imam as-Syaukani memberi penjelasan:
Istihdad adalah mencukur bulu kemaluan. Digunakan istilah istihdad, yang artinya mengunakan pisau, karena dalam mencukurnya digunakan pisau. Sehingga bisa dilakukan dalam bentuk dicukur (habis), dipotong (pendek),… (Nailul Authar, 1: 141).
Lalu kapan waktu yang tepat untuk mencukur rambut kemaluan dalam Islam?
Dalam mencukur rambut kemaluan, disunnahkan untuk dilakukan secara teratur dan tidak lebih dari 40 hari. Hal tersebut sesuai dengan hadis dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu.
Beliau mengatakan:
وقت لنا في قص الشارب وتقليم الأظفار ونتف الإبط وحلق العانة أن لا نترك أكثر من أربعين ليلة
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan batasan waktu kepada kami untuk memotong kumis, memotong kuku, mencabuti bulu ketiak, dan mencukur bulu kemaluan, agar tidak dibiarkan lebih dari empat puluh hari.” (HR. Muslim, Abu Daud, dan An-Nasa’i).
Tata cara mencukur rambut kemaluan
Menurut As-Syaukani membawakan perkataan Imam an-Nawawi, membersihkan rambut kemaluan yang paling afdhal adalah dengan cara dicukur. Sementara itu, dalam mencukur rambut kemaluan, hendaknya dimulai dengan rambut bagian kanan atas lalu dilanjutkan menyamping ke kiri. Jika mengalami kesulitan, maka boleh dilakukan dari arah manapun bergantung dari situasi.
Namun, hal paling utama dan terpenting saat mencukur rambut kemaluan adalah berdoa terlebih dahulu supaya jin tidak mengintip saat Anda hendak mencukur rambut kemaluan.
Sebetulnya tidak ada doa yang secara khusus dianjurkan untuk mencukur rambut kemaluan dan jika tidak ingin diawali dengan doa juga bisa dilakukan. Namun, di saat seseorang membuka aurat, maka hal ini bisa dijadikan waktu bagi jin untuk mengintip sehingga disunnahkan untuk membaca basmalah atau doa masuk kamar mandi seperti yang telah diriwayatkan hadis riwayat Ali bin Abi Thalib ra di mana Rasulullah SAW bersabda:
“Penutup antara pandangan jin dan aurat bani adam adalah ketika mereka masuk kamar mandi, mengucapkan bismillah”. (HR. Tirmidzi).
Terlepas dari hal itu, dalam dunia kesehatan pun, wanita dianjurkan untuk mencukur rambut kemaluan demi menjaga kebersihan miss V. Hal ini berlaku untuk umum, tidak hanya bagi perempuan muslimah saja ya. [*/Jly]