Padang, Padangkita.com - Peneliti Zoologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Maharadatunkamsi menduga, masih berkeliarannya seekor Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) di area perkebunan milik warga di Jorong Baringin, Nagari Gantung Ciri, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, untuk mencari dua ekor anaknya yang sudah tertangkap sebelumnya.
Setelah tertangkap masuk kandang jebak, dua anak harimau yang diberi nama Putra Singginggulang dan Putri Singgulung tersebut telah dikirim ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasraya (PR-HSD).
“Diperkirakan, induknya ini masih mencari keberadaan dua anaknya yang sudah tertangkap terlebih dahulu. Apalagi jika dianalisis berdasarkan informasi kalau harimau ini masih berkeliaran di sekitar area ‘box trap’ atau kandang jebak yang dipasang di lokasi yang sama dengan dengan ‘box trap’ sebelumnya. Si induk masih berkeliaran, ya karena masih mencari anak-anaknya,” kata Maharadatunkamsi, Jumat (17/7/2020).
Maharadatunkamsi menilai, berkeliarannya induk harimau di sekitar area perkebunan warga mengindikasikan beberapa faktor seperti, habitatnya yang semakin berkurang, dan adanya proteksi si induk terhadap anaknya yang sudah tertangkap.
“Bisa karena habitat semakin berkurang, bisa juga karena proteksi dari induk terhadap anaknya. Sehingga, terkadang untuk keselamatan anaknya dari pejantan dewasa, si induk kadang harus keluar dari daerah jelajahnya sehingga masuklah ke area perkebunan warga,” ujar Maharadatunkamsi.
Menurut Maharadatunkamsi, anak harimau yang berjenis kelamin jantan, biasanya sangat rentan terhadap harimau dewasa jantan yang notabene adalah ayahnya sendiri.
Ini disebabkan, karena ayahnya tidak ingin daerah teritorinya terancam oleh pejantan lain, termasuk anaknya sendiri yang berjenis kelamin jantan. Sebaliknya, jika anaknya betina, biasanya akan akan aman dari ancaman ayahnya. Karena, di kemudian hari manakala si anak sudah dewasa, maka bisa saja dijadikan pasasangannya.
“Jadi, dalam masa menyusui dan sesudah disapih, anak jantan adalah yang berisiko tinggi. Karena, akan berhadapan dengan pejantan dewasa bahkan, ayahnya sendiri,” kata Maharadatunkamsi.
Ini juga alasannya, lanjut dia, kenapa kemudian si induk lebih memilih untuk menjauh dari pejantan dewasa sehingga terkadang jelajahnya sampai ke permukiman atau perkebunan warga.
“Ini upaya melindungi anak jantan sekaligus kebutuhan ‘home range’ (wilayah jelajah) untuk memenuhi kebutuhan makanan induk dan anaknya selama masa menyusui. Kalau kita analisa, ini kemungkina besar masih mencari anak-anaknya.”
Sebelumnya, seekor Harimau Sumatra tertangkap kamera trap yang dipasang Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Solok di kawasan hutan Jorong Baringin.
Harimau itu, diduga kuat adalah induk dari dua ekor Harimau Sumatra yang diberi nama Putra Singgulung (jantan) dan Putri Singgulung (betina) yang sebelumnya tertangkap masuk ke dalam “box trap”. Meski sudah dilakukan upaya penghalauan, tetapi harimau itu masih berkeliaran di sekitar “box trap”. [and/pkt]