Padangkita.com - Masyarakat Minang dikenal sebagai orang yang suka berdagang atau membuat usaha sendiri. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM Sumatra Barat, diperkirakan jumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah lebih dari 900.000
pelaku usaha hingga periode akhir 2015.
Angka ini tentunya menunjukan bahwa kebiasaan berjualan atau berdagang atau membuka usaha sendiri tidak hilang dari jati diri orang Minang. Kita bisa buktikan bahwa di sejumlah pusat perdagangan baik kota-kota besar,sedang maupun kecil di Indonesia orang Minang yang berdagang akan sangat mudah ditemui.
Direktur Center for Human and SDGs, Andalas University, Elfindri, mengatakan, salah satu modal besar yang miliki para perantau-perantau Minang yang sukses dalam bisnisnya adalah pengalaman mereka dimasa-masa sulit dan susah di perantauan.
Ada beberapa prinsip menurutnya yang dimiliki oleh orang Minang untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis yang dijalaninya hal tersebut adalah kejujuran, usaha dan kerja keras, serta mengajak atau membina karyawan untuk juga bisa menjadi pebisnis handal dikemudian hari.
Sementara itu, Bustami Narda, penulis, sastrawan, wartawan dan motivator yang menjabat sebagai Direktur Lembaga Kajian dan Konsultasi Komunikasi Republik Indonesia (LK3-RI) dalam buku Rahasia Bisnis Orang Padang menuliskan "Orang Padang (Minang) ke mana-mana cari uang, bukan cari kerja."
Dalam bukunya ini dia pun menuliskan bagaimana bisnis orang Padang juga berkembang dan bisa bersaing dengan orang-orang Cina. Sama seperti orang Cina, Orang Minang adalah masyarakat yang suka merantau, mencoba peruntungan di negeri orang.
Kebiasan ini merupakan salah bentuk dari karekater seorang pebisnis atau pengusaha.
Di rantau pun, orang Minang tidak langsung berbisnis yang besar. Mereka mulai dari hal yang kecil-kecil. Menjual sisir, baju bekas atau hal-hal sederhana lainnya. Di sini mental dan karakter pebisnis orang Minang diajarkan dan ditentukan. Jika mereka bisa lolos menghadapi tahap ini, maka untuk maju ke tahap berikutnya akan semakin mudah.
"Alam Takambang Jadi Guru" itu falsafah bagi masyarakat Minang. Disadari atau tidak hal tersebut menjadi sumber atau pegangan bagi masyarakat Minang.
Bustami dalam bukunya menyebutkan dalam menjalankan usaha, Orang Minang memiliki prinsip yang sangat kuat untuk membesarkan bisnisnya. Pertama, memulai sesuatu dengan usaha yang kecil tanpa moal besar.
Kedua, fokus dengan bisnis yang dijalankan. Ketiga, menjalankan bisnis yang dijalaninya dengan sepenuh hati dan yang terakhir, tidak pernah ragu-ragu dalam menjalankan bisnisnya.
Selain itu, ada hal yang menjadi modal kuat bagi masyarakat Minang untuk harus sukses di rantau. Yakni rasa takut gagal dan menjadi "cimeeh (ejekan)" di kampung. Ini menjadi motivasi bagi mereka untuk bisa membuktikan kepada orang kampung bahwa pilihan mereka merantau adalah pilihan yang tepat.