Jakarta, Padangkita.com - Program vaksinasi virus Corona atau Covid-19 di Indonesia menduduki peringkat kedua tercepat di Asia Tenggara berdasarkan data Our World in Data, Senin (8/3/2021).
Data tersebut menyebutkan Indonesia menjadi juara dua dalam persentase populasi yang sudah mendapat vaksin Covid-19. Sementara itu, di posisi pertama ada Singapura yang memiliki populasi sedikit.
Indonesia berhasil menjadi salah satu negara dengan pemberian vaksinasi tercepat karena kedatangan vaksin Sinovac yang cepat juga.
Diketahui, program vaksinasi di Indonesia pertama kali dimulai pada 13 Januari 2021 lalu. Pemerintah memutuskan untuk menggunakan vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan Sinovac asal China.
Sementara itu, vaksinasi di beberapa Asia, seperti Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang, mengalami "keterlambatan" karena mereka harus menunggu vaksin Pfizer dari Eropa.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, sebanyak 2.888.757 orang sudah disuntik vaksin pertama dan 1.133.787 orang menerima suntikan kedua, per Minggu (7/3/2021).
Angka tersebut membuat Indonesia berada di posisi pertama pada jumlah vaksin yang telah disuntikan di Asia Tenggara.
Selanjutnya, berdasarkan data yang sama dari Our World in Data, secara global Amerika Serikat, China, dan Uni Eropa berada di posisi puncak dalam hal pemberian dosis vaksin Covid-19.
Sementara itu, Indonesia berada di posisi ke-19 dengan total pemberian dosis vaksin Covid-19 terbanyak di dunia.
"Perlombaan" vaksinasi Covid-19 jadi hal yang tidak terelakkan saat ini. Berbagai pihak seperti berlomba menciptakan vaksin terbaik sementara negara-negara berlomba menjalankan vaksinasi dengan baik dan tepat. Pasalnya, vaksinasi disebut sebagai jalan utama memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di dunia.
Setidaknya ada lima vaksin yang populer digunakan: Pfizer (Amerika Serikat/AS), Sinovac (China), AstraZeneca (Eropa), Sputnik (Rusia), Novavax (AS), dan Johnson & Johnson (AS).
Di luar itu, ada vaksin Covax yang dikembangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) untuk menekan efek egosentrisme negara maju dalam berebut vaksin. [try]