Padang, Padangkita.com - Harimau Sumatra yang diberi nama Ciuniang Nurantih segera dilepasliarkan. Satwa liar dlilindungi itu sebelumnya dievakuasi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Padang Pariaman dari Jorong Surantih Koto Buruak, Nagari Lubuk Alung, Padang Pariaman, Senin (13/7/2020).
“Dalam waktu dekat, Ciuniang Nurantih akan dilepasliarkan kembali. Kalau untuk lokasi dan kapan waktunya, itu domainnya BKSDA. Yang jelas, sudah siap dilepasliarkan kembali,” kata Direktur Eksekutif Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasraya (PR-HSD) ARSARI, Catrini Kubontubuh, Sabtu (18/7/2020).
Catrini menyebutkan, hasil rekam medis yang dilakukan tim medis hewan terhadap Ciuniang Nurantih pada Jumat (17/7/2020), menunjukkan secara umum Raja Rimba bernama latin Panthera tigris sumatrae tersebut dalam kondisi yang sangat baik dan sehat. Tidak terdapat kelainan fisik.
Bahkan, hasil pemeriksaan gigi menunjukkan Ciuniang Nurantih memiliki gigi permanen yang sudah lengkap dengan perkiraan umur sekitar dua tahun. Sehingga, sudah bisa berburu mangsa hidup di habitatnya kelak.
“Panjang tubuh dari kepala sampai pangkal ekor 86 centimeter atau dari kepala sampai ujung ekor 150 centimeter. Bobot tubuh Ciuniang yakni 46,6 kilogram. Pengambilan sampel darah dan feses, juga sudah dilakukan dan hasil keseluruhannya sudah kita laporkan kepada BKSDA Sumbar. Yang jelas, Ciuniang Nurantih siap dilepasliarkan kembali,” ujar Catrini.
Ciuniang Nurantih masuk perangkap atau kandang jebak yang dipasang oleh BKSDA Resor Padang Pariaman, setelah sebelumnya sempat membuat resah warga Jorong Surantih.
Ciuniang juga memangsa tujuh hewan ternak milik warga setempat. Nama Ciuniang diartikan sebagai gadis kecil, sementara Nurantih berasal dari kata Nur yang diberikan oleh warga setempat, dan kata Surantih yakni nama jorong lokasi evakuasi.
Harimau betina tersbut tiba di kantor Balai KSDA Sumbar di Padang sekitar pukul 14.00 WIB, Senin (13/7/2020) dan ditranslokasi ke PR-HSD ARSARI pada pukul 21.30 WIB.
Catrini menyebutkan sudah mengusulkan kepada Kepala BKSDA Sumbar untuk menjadwalkan rencana lepas liar selambatnya pada akhir bulan Juli ini. Yayasan ARSARI, kata dia saat ini sedang mempersiapkan pengadaan GPS collar untuk dipakai kepada satwa ketika lepas liar. Sehingga, pergerakannya bisa dipantau. [and/pkt]