Painan, Padangkita.com – Harga barang yang jadi kebutuhan pokok di Pesisir Selatan (Pessel) melonjak cukup tajam. Namun, Pemkab Pessel seperti tak berdaya karena tidak punya anggaran melakukan operasi pasar untuk menekan harga.
Kepala Dinas Perdagangan dan Transmigrasi (Disdagtrans) Pessel, Mimi Rianti Zainul mengaku, pada tahun 2022 anggaran untuk operasi pasar ditiadakan. Menurut dia, anggaran operasi pasar memang sengaja tidak dibahas dalam penyusunan anggaran APBD 2022.
Namun, Mimi tidak memberikan alasan lebih rinci menyangkut anggaran operasi pasar ditiadakan pada APBD 2022. Kini, kata dia, yang bisa dia lakukan adalah meminta bantuan ke Pemprov Sumbar.
“Memang tidak ada dianggarkan operasi pasar untuk 2022 ini," ujar Mimi kepada wartawan di Painan (30/12/2021).
Diketahui, Presiden Jokowi sendiri dalam pembukaan rapat koordinasi nasional (Rakornas) Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) di Jakarta, telah meminta pemerintah daerah menganggarkan dana untuk operasi pasar dalam ABPDB.
Sebab, kata Jokowi, operasi pasar ini penting untuk menjaga harga kebutuhan pokok, terlebih saat momen tertentu seperti hari raya dan akhir tahun.
Jokowi mengatakan, banyak perusahaan distributor melakukan spekulasi dengan menahan stok barang, agar harganya naik. Padahal harga di tingkat petani sudah turun.
Sementara itu, pantauan Padangkita.com, harga bahan pokok yang meningkat di Pessel naik sudah dikeluhkan pedagang dan masyarakat sejak beberapa hari terakhirt.
"Kenaikan harga bahan pokok ini membuat omzet kami menurun drastis, Karena keterbatasan ekonomi masyarakat untuk membeli," ujar, Irul, 53 tahun, salah seorang pedagang di Pasar Painan, kepada Padangkita.com, Kamis (30/12/2021).
Dia mengatakan, sejak tiga pekan terakhir harga telur naik dari Rp45 ribu per ‘karpet’ menjadi Rp60 ribu. Harga ini naiknya mencapai 30 persen.
Selain telur, minyak goreng juga mengalami kenaikan dari Rp11 ribu menjadi Rp19 ribu per kilogram. Begitu juga dengan minyak kemasan dari Rp16 ribu seliter, kini naik jadi Rp22 ribu. [amn/pkt]