Hadiri ‘Potang Balimau’, Gubernur Mahyeldi Ungkap Makna Tradisi Balimau Jelang Ramadan

Hadiri ‘Potang Balimau’, Gubernur Mahyeldi Ungkap Makna Tradisi Balimau Jelang Ramadan

Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah saat menghadiri 'Potang Balimau' di di Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, Rabu (22/3/2023). [Foto: Dok. Biro Adpim Sumbar]

Sarilamak, Padangkita.com - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah memandang tradisi ‘Balimau’  sebagai sebuah kearifan lokal dari masyarakat Sumbar yang telah berlangsung sejak lama.

Gubernur menilai dari segi agama, memang hal tersebut tidak bersifat wajib, tetapi juga tidak dilarang, asalkan dilakukan dengan cara yang sesuai tuntunan Al-Qur'an dan hadis.

“Agama Islam mengajarkan, sebelum melaksanakan ibadah, kita harus terlebih dahulu mensucikan diri, bagaimana caranya? Bisa dengan mandi, wudu, atau tayamum,” ungkap Mahyeldi saat menghadiri “Potang Balimau” di Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, Rabu (22/3/2023).

Terkait dengan tradisi balimau, Gubernur menilai secara tuntunan kegiatan tersebut masuk kedalam tata cara bersuci dengan mandi, artinya itu sudah benar. Namun mungkin, cara pelaksanaannya yang perlu diluruskan kembali.

“Jangan sampai niat yang awalnya baik untuk mensucikan diri malah menjadi salah karena keliru dalam pelaksanaannya. Kita tidak ingin, tradisi balimau menjadi ajang mandi bersama bagi yang bukan muhrim, kita jangan sampai terjebak kedalam kemaksiatan,” tegas Gubernur Mahyeldi.

Selanjutnya, Gubernur Mahyeldi menyampaikan tradisi “Potang Balimau” di Nagari Pangkalan terasa istimewa karena yang ditonjolkan bukan kegiatan mandi-mandinya. Namun, lebih kepada hiburan rakyat berupa selaju sampan, lomba hias sampan, pergelaran seni hiburan serta kegiatan kreatif lainnya.

Menurut Mahyeldi, hal tersebut bagus karena umat Islam memang harus bersuka cita menyambut Bulan Suci Ramadan. Selain itu, kegiatan tersebut juga akan berdampak positif untuk meningkatkan kreativitas warga yang nantinya dapat bermuara terhadap peningkatan kesejahteraan.

Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin berharap tradisi tersebut mampu memotivasi generasi muda untuk kreatif, dan bangga dengan budaya tradisi daerah sendiri. Sekaligus, mengingatkan mereka bahwa apapun yang akan dilakukan mesti sesuai dengan tuntunan agama.

“Potang Balimau adalah salah satu bentuk tradisi masyarakat lokal yang masih eksis sampai sekarang, jika digali lebih dalam sebetulnya masih banyak tradisi-tradisi lainnya yang bisa dikembangkan,” ujar Safaruddin.

Baca juga: Polres Payakumbuh Kerahkan 106 Personel Amankan Tradisi Potang Balimau 

Safaruddin mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Pemprov Sumbar, karena telah ikut andil dalam mempromosikan tradisi masyarakat di Limapuluh Kota, yaitu “Potang Balimau”. [adpsb]

Baca Juga

Program Pemprov Sumbar Kembangkan Pariwisata sangat Baik, Ini Pandangan Pemerhati
Program Pemprov Sumbar Kembangkan Pariwisata sangat Baik, Ini Pandangan Pemerhati
Program Pelatihan Pembuatan Pupuk Berbasis Batu Bara Pertama di Dunia Diadakan di Sumbar
Program Pelatihan Pembuatan Pupuk Berbasis Batu Bara Pertama di Dunia Diadakan di Sumbar
Sumbar Tuan Rumah HKBN 2024, Menko PMK dan Kepala BNPB Dijadwalkan Hadir
Sumbar Tuan Rumah HKBN 2024, Menko PMK dan Kepala BNPB Dijadwalkan Hadir
Kukuhkan Pengurus Hipermi, Mahyeldi Yakin Randang Sumbar makin Berdaya Saing
Kukuhkan Pengurus Hipermi, Mahyeldi Yakin Randang Sumbar makin Berdaya Saing
Gubernur Mahyeldi Sebut Kontribusi Alumni FPUA Terbukti Tingkatkan Produksi Pertanian Sumbar
Gubernur Mahyeldi Sebut Kontribusi Alumni FPUA Terbukti Tingkatkan Produksi Pertanian Sumbar
Upaya Pemprov Sumbar - Daerah Berbuah Manis, Pusat Kucurkan Setengah Triliun Bangun Jalan
Upaya Pemprov Sumbar - Daerah Berbuah Manis, Pusat Kucurkan Setengah Triliun Bangun Jalan