Padang, Padangkita.com - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah bergerak cepat mengantisipasi lonjakan kendaraan di jalur alternatif, terutama Malalak dan Sitinjau Lauik, pasca penutupan jalur utama Padang-Bukittinggi akibat longsor.
Mahyeldi menginstruksikan jajarannya, termasuk Dinas Perhubungan (Dishub), Badan Penanggulangan Bencana dan Mitigasi Kebakaran (BMCKTR), dan Asisten Pemprov Sumbar, untuk siaga 24 jam memantau situasi di jalur alternatif.
"Petugas harus standby 24 jam, karena banyak truk besar melalui jalur alternatif," tegas Mahyeldi saat berkoordinasi via telepon, Selasa (25/6/2024).
Koordinasi intensif dengan pemerintah daerah setempat juga ditekankan Mahyeldi untuk langkah antisipasi.
Kemacetan di jalur alternatif terjadi karena pemeliharaan jalan dan tingginya volume kendaraan. "Petugas harus ekstra mengawasi arus kendaraan," imbuhnya.
Dirinya menginisiasi aturan pembatasan jenis kendaraan di jalur alternatif, dikoordinasikan oleh Dishub dan BMCKTR.
"Apakah diberlakukan jam-jam tertentu? Tronton hanya boleh di Sitinjau Laut. Siapkan aturan dan himbauannya," jelas Mahyeldi.
Kendaraan pengangkut pangan, terutama truk besar, diimbau mempertimbangkan alternatif kendaraan yang lebih kecil.
"Kendaraan pengangkut pangan diganti dengan yang lebih kecil. Tapi, jangan sampai naik harga barang," pesannya.
Pihaknya akan terus memantau perkembangan di jalur alternatif, khususnya Malalak dan Sitinjau Lauik.
Baca Juga: Demi Keselamatan, Gubernur Sumbar Imbau Pengendara Hindari Jalan Lembah Anai yang masih Diperbaiki
"Kita pantau terus, bagaimana langkahnya, bagaimana antisipasinya, harus saling koordinasi," pungkasnya. [*/hdp]