Padang, Padangkita.com - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah menlai besarnya peran orang Minangkabau dalam sejarah panjang memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan negeri ini, perlu diungkap dalam bentuk film.
Hal ini, kata Mahyeldi, penting untuk menunjukkan eksistensi dan kontribusi orang Minangkabau sekaligus bahan pembelajaran dan motivasi bagi generasi mendatang.
Harapan itu disampaikan Mahyeldi Ansharullah, saat berdiskusi dengan para sineas Sumbar dan tim kru film, usai menonton bersama film "Doa Mande nan Ikhlas", di ruang rapat Istana Kompleks Gubernuran Sumbar, Selasa (31/5/2022).
Beberapa tema film yang penting untuk dibuat, menurut Mahyeldi, di antaranya tentang kisah-kisah perjuangan tokoh-tokoh nasional asal Sumbar, baik yang bergelar pahlawan nasional maupun belum.
Selanjutnya adalah film tentang berbagai peristiwa sejarah nasional yang melibatkan tokoh-tokoh asal Sumbar sebagai tokoh sentralnya.
"Kalau bisa dibuatkan film-film tentang pelaku-pelaku sejarah bangsa ini yang melibatkan tokoh-tokoh adal Minangkabau. Khususnya menggambarkan bagaimana peran penting tokoh-tokoh tersebut. Di antaranya ada peristiwa PDRI, lalu kisah tentang Pak Natsir yang pernah menjadi perdana Menteri yang berperan penting dalam kembalinya negara ini ke NKRI, yang terkenal dengan mosi integral Natsir itu, dan masih banyak lagi kisah-kisah tokoh Asal Minangkabau," ungkap Mahyeldi.
Kehadiran film-film tersebut nantinya, lanjut Mahyeldi, akan mengangkat dan memunculkan pada publik, bagaimanaa peran orang Minangkabau. Sekaligus menunjukkan pada dunia bahwa 'orang awak' bukan orang sembarangan.
Selanjutnya, kata Mahyeldi, kehadiran film itu nantinya juga akan menyadarkan kembali publik betapa dalam kemerdekaan Indonesia, peran ulama sangat besar.
"Jadi tolong kalau bisa ini dibuat, kumpulkan bahan-bahan sejarahnya. Sebab ini penting sebagai bahan pembelajaran bagi generasi muda Minangkabau. Kalau bukan kita yang mengungkapkan ini, siapa lagi ?" tegas Gubernur Mahyeldi.
Sebelumnya, seniman dan sineas Sumbar berkolaborasi dengan Grup Indo Jati, menyuguhkan film pendek berjudul "Doa Mande nan Ikhlas"
Film berdurasi 18 menit itu menayangkan mozaik tentang kesabaran dan kegigihan sosok seorang Mahyeldi dari kecil yang hidup kekurangan dengan membantu orangtua menjadi kuli angkut di pasar, hingga akhirnya sukses di jalur politik sebagai wakil rakyat, wali kota dan gubernur.
Sepanjang penayangan, Buya—demikian Mahyeldi biasa disapa—tampak tersenyum dan pada adegan yang menampilkan kedua orangtuanya, mata Buya tampak berkaca-kaca, dan sesekali mengusap matanya yang basah.
Baca juga: Gubernur Mahyeldi Resmikan Museum Syekh Sulaiman Ar-Rasuli Inyiak Canduang
Kepada seluruh kru film, Buya menyampaikan terima kasih atas kerja keras dan upaya menghadirkan film tersebut. Menurut Mahyeldi, kisah hidupnya belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan banyaknya tokoh-tokoh lain di Sumbar. Meski begitu, ia berharap film tersebut dapat bermanfaat sebagai motivasi bagi generasi muda dalam menggapai cita-cita. [*/pkt]