Painan, Padangkita.com - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah meminta pada tahun anggaran 2023, seluruh instansi terkait menyiapkan langkah-langkah dan pendanaan terkait upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Arahan tersebut ditujukan Gubernur kepada seluruh Kepala Daerah, Dinas Kehutanan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Sumbar, agar mereka menjadi lebih siap menghadapi berbagai kemungkinan terkait Karhutla.
Gubernur Mahyeldi menyampaikan, selama ini persoalan pengendalian Karhutla seringkali terhambat karena disebabkan masalah ‘klasik’, yaitu tidak tersedianya anggaran. Hal itulah yang perlu disiapkan sedari awal sebelum kejadian.
“Ini perlu kita ingatkan, agar operasional pengendalian Karhutla tidak terabaikan karena alasan klasik seperti tidak tersedianya anggaran yang cukup. Ke depan hal yang sama jangan terulang kembali,” tegas Mahyeldi saat memimpin Apel Siaga Pengendalian Karhutla Provinsi Sumbar 2023 di Pantai Sago, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Senin (13/3/2023).
Mahyeldi menjelaskan, berdasarkan hasil rapat koordinasi khusus penanggulangan Karhutla pada 20 Januari 2023 yang lalu di Jakarta, kasus Karhutla di Sumbar selama tahun 2022 mengalami peningkatan tajam.
Berdasarkan laporan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), luas kebakaran hutan dan lahan di Sumbar selama tahun 2022 tercatat 9.832 hektare. Hal tersebut menjadikan Sumbar sebagai provinsi dengan kasus tertinggi di Pulau Sumatra.
Dari data tersebut, didapati bahwa kabupaten yang mengalami Karhutla terluas adalah Kabupaten Pesisir Selatan, Solok, Pasaman dan Pasaman Barat.
“Sebagai bentuk kesiapsiagaan daerah, maka hari ini kita menggelar, kegiatan apel siaga Karhutla, kita pastikan agar semua stakeholder paham dan bisa menyiapkan solusi,” ungkap Gubernur Mahyeldi.
Selain itu, Mahyeldi juga mengingatkan sebagaimana prediksi BMKG, tahun 2023 akan lebih kering dibandingkan tahun 2022, sehingga diperkirakan akan terjadi peningkatan Karhutla seperti tahun 2019. Penurunan potensi hujan tersebut, akan menyebabkan peningkatan kerawanan Karhutla.
Baca juga: Musim Kemarau di Wilayah Sumbar Diprediksi Juni, Puncaknya Agustus 2023
“Kami minta seluruh kabupaten/kota siap siaga dan meningkatkan usahanya untuk melakukan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan,” tegas Mahyeldi.
Terkhusus untuk Satgas Dalkarhutla Provinsi dan Brigade Dalkarhutla KPH, TNI, Polri, BPBD, Masyarakat Peduli Api (MPA), tim reaksi cepat dari perusahaan, serta stakeholder lainnya.
Baca juga: Daftar 3 Daerah Teratas Penyebab Karhutla di Sumbar Terluas di Sumatra, Kadishut: Kita Kecolongan
Semua, kata Mahyeldi, perlu meningkatkan kewaspadaan dan saling bahu membahu dalam upaya menanggulangi karhutla sesuai dengan amanat Inpres No. 3 Tahun 2020. [adpsb]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News