Padang, Padangkita.com - Sejarah perjuangan antardaerah di Indonesia perlu dikoneksikan lebih optimal. Sebab, ada sejumlah kesamaan yang selama ini belum terkuak sehingga pemahaman di masyarakat menjadi tidak utuh.
Hal itu diungkapkan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah yang juga Ketua Dewan Harian Daerah Pembudayaan Kejuangan (DHD) 45 Sumbar saat menerima kunjungan Ketua DHD Pembudayaan Kejuangan 45 Sumatera Utara (Sumut), Mayjen TNI (Purn) M. Hasyim beserta rombongan di Istana Gubernuran, Kamis (23/1/2025).
Menurut Mahyeldi, selama masa penjajahan Belanda, seluruh pulau Sumatera berada di bawah pemerintahan Gouvernement van Sumatra dengan ibu kota di Medan. Kemudian, pada 1948, Provinsi Sumatera dibagi menjadi tiga provinsi, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Pada masa itu, Sumbar menjadi bagian dari Provinsi Sumatera Tengah.
"Kami ingin kunjungan ini menjadi momen membangun kesadaran bersama bahwa sejarah adalah dasar utama dalam membentuk masa depan bangsa. Kemudian, perlu menyatukan ciri khas sejarah antardaerah, khususnya antara Sumbar dan Sumut agar lebih terhubung dan saling melengkapi,” ucapnya.
Dalam pertemuan tersebut, Mahyeldi juga menekankan pentingnya sejarah yang mengandung semangat juang agar diwariskan pada generasi penerus. Setiap situs sejarah, kata dia, selayaknya dikelola menjadi destinasi wisata tematik yang informatif.
"Ke depan, saya ingin ketika orang datang ke Sumbar tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga mendapatkan pelajaran berharga dari sejarah. Seperti di Jepang, setiap destinasi wisata mengangkat cerita sejarah yang menarik dan mudah dipahami," ujarnya.
Dengan begitu, lanjut Mahyeldi, pengunjung terutama anak muda tidak hanya belajar tentang perjuangan bangsa tetapi juga merasa bangga dengan warisan budaya yang ada.
"Sejarah tidak hanya untuk dikenang, tetapi juga harus diwariskan. Oleh karena itu, kita perlu menulis dan mendokumentasikan sejarah dengan baik agar bisa menjadi referensi berharga di masa depan," tuturnya.
Ketua DHD 45 Sumut, Mayjen TNI (Purn) M. Hasyim, mengungkapkan hal yang senada dengan harapan Gubernur Sumbar. Sebab, kedatangannya ke Sumbar memang untuk mempererat kerja sama antara DHD 45 di berbagai daerah.
Ia menilai bahwa kesamaan sejarah dan ciri khas setiap daerah perlu dirangkum agar terhubung satu sama lain.
Baca juga: Perhatian Selama Ini Kurang, Para Veteran Pejuang Kemerdekaan RI di Sumatera Barat akan Didata
"Kami mendukung langkah-langkah pemerintah Sumbar dalam mengembangkan wisata sejarah yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini merupakan upaya konkret untuk menjaga nilai-nilai kejuangan sekaligus memperkuat identitas bangsa,” kata Hasyim.
[*/adpsb]