Jakarta, Padangkita.com - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah bersama Anggota DPR RI Andre Rosiade mendatangi Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memperjuangkan percepatan pembangunan sejumlah proyek infrastruktur strategis.
Kedatangan mereka diterima langsung oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR, Rachman Arief Dienaputra berserta sejumlah direktur dan pejabat Kementerian PUPR lainnya.
Mahyeldi menyebut, kedatangannya bersama Andre Rosiade merupakan bentuk kolaborasi dan sinergitas lintas tokoh di Sumbar dalam mengupayakan percepatan pembangunan daerah. Ikut pula bersama Mahyeldi beberapa kepala OPD.
“Kami hadir bersama Bapak Andre Rosiade untuk menindaklanjuti sejumlah proyek infrastruktur strategis di Sumbar. Alhamdulillah, semua usulan kita mendapat respons positif dan dukungan dari Pak Dirjen,” terang Mahyeldi usai pertemuan di Kementerian PUPR di Jakarta, Selasa (6/8/2024).
Ia merinci, sejumlah proyek infrastruktur strategis yang dibahas dalam pertemuan dengan Dirjen Bina Marga antara lain, rencana pembangunan Flyover Sitinjau Lauik, kelanjutan pembangunan Jalan Tol Padang - Pekanbaru, jalan dan jembatan akses menuju Teluk Tapang dan pembangunan jalan dan jembatan di Air Dingin, Kabupaten Solok yang rusak akibat aktivitas penambangan.
“Termasuk usulan pembangunan jalan daerah di sejumlah kabupaten/kota di Sumbar, itu tadi juga kita bahas,” kata Mahyeldi.
Hal senada disampaikan oleh Anggota DPR RI Dapil Sumbar I, Andre Rosiade. Dalam pertemuan dengan Dirjen Bina Marga, Andre menyebutkan bahwa, pembangunan jalan dan jembatan di Air Dingin sangat dibutuhkan masyarakat dan aktivitas tambang yang selama ini menjadi kendala sudah ditertibkan Gubernur Sumbar. Sehingga, ia menilai, saat ini proses perbaikan sudah bisa dikerjakan.
“Artinya dengan adanya surat gubernur dan telah masuknya usulan dari pihak Balai, maka kami mohon kepada Pak Dirjen agar tahun 2025 usulan itu bisa dieksekusi. Kalau bisa tahun 2024 lebih baik, agar manfaatnya juga bisa segera dirasakan masyarakat mengingat kondisinya saat ini cukup parah,” kata Andre Rosiade.
Menjawab permintaan Andre tersebut, Dirjen Rachman Arief Dienaputra memastikan pada tahun 2025 nanti, pembangunan jalannya sudah mulai dilaksanakan.
“Minimum kita upayakan lelang dini di Oktober 2024 ini. Tahun 2025 mulai masuk penanganan. Kita sepakati saja pengerjaannya multiyears,” ungkap Rachman.
Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I Ditjen Bina Marga Nyoman Suaryana menambahkan, untuk jalan di Air Dingin sebenarnya ada paketnya, yakni paket pemeliharaan rutin dengan anggaran mencapai Rp14 miliar. Tapi anggaran itu, dinilainya belum cukup untuk menyelesaikan permasalahan jalan Air Dingin.
“Kita rencanakan pembangunan untuk jembatannya kurang lebih kebutuhannya Rp19 miliar. Untuk jalannya anggarannya besar, sehingga peket pemiliharaan tidak cukup, maka akan kita coba usulkan bertahap,” terangnya.
Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik
Terkait rencana pembangunan Flyover Sitinjau Lauik, Dirjen Rachman mengungkapkan, bahwa pada 13 September 2024 nanti, pemenang lelang proyeknya akan diumumkan. Setelah itu, direncanakan peletakan batu pertama atau groundbreaking dilakukan pada November 2024 oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Terkait Sitinjau Lauik kita koordinasikan dan komunikasikan dengan Dirjen Pembiayaan Infrastruktur, penetapan lelangnya pada 13 September 2024. Mudah-mudahan lancar tidak ada masalah. Terkait dengan rencana peletakan batu pertama oleh Presiden nanti kita lihat schedule, kita coba cocokkan dan sesuaikan, mudah-mudahan bisa November,” terang Rachman.
Ia juga menyampaikan pesan kepada Gubernur Mahyeldi dan Andre Rosiade agar mendukung proses pembebasan lahannya. Karena, kata dia, biasanya setelah penandatanganan kontrak, ada hal yang menjadi tugas bersama, yakni pembebasan lahan.
Rachman juga mengapresiasi sejumlah kebijakan yang telah dikeluarkan Pemprov Sumbar untuk meminimalisasi kerusakan infrastruktur jalan di Sumbar. Sehingga, fokus pemerintah tidak lagi tentang upaya pencegahan, tetapi bisa lebih fokus kepada sisi perencanaan dan pembiayaan.
Selain masalah jalan Air Dingin, Flyover Sitinjau Lauik, Rachman mengaku, pihaknya juga telah menerima beberapa item usulan pembangunan insfrastruktur lainnya dari Sumbar. Saat ini usulan tersebut sedang dalam proses evaluasi, sebelum nantinya akan dibahas secara lebih detail.
“Ada beberapa item usulan dari Sumbar yang kini tengah dalam tahap evaluasi, seperti adanya longsoran di 20 titik, juga ada jembatan yang hancur. Termasuk konstruksi jalan 18 kilometer. Semua itu nanti akan kami bahas lebih detail, kalau semua usulan itu disetujui, diperkirakan pengerjaannya butuh tiga tahun,” ungkapnya.
Pembangunan Jalan Daerah
Sementara itu, khusus untuk pembangunan jalan daerah, Rachman mengungkapkan, awalnya telah disiapkan anggaran sebesar Rp15 triliun, kemudian berkurang menjadi Rp7,8 triliun dan sekarang tinggal lagi Rp900 miliar.
“Dengan anggaran yang tinggal Rp900 miliar, sulit kita programkan. Namun, meski demikian kita sudah selamatkan anggaran untuk Sumbar, yang beberapa waktu lalu telah kita salurkan,” kata Rachman.
Menurnya, pembangunan jalan daerah di Sumbar yang telah dilakukan preservasi, yakni Jalan Bawan Tuo-Padang Bio-bio di Kabupaten Agam, jalan Piobang-Koto Panjang dan Tanjung Pati-Simalanggang di Kabupaten Limapuluh Kota.
“Jalan daerah kabupaten ini nilainya Rp25 miliar. Jadi, ada tiga kegiatan dua paket nantinya,” katanya.
Sementara terkait kelanjutan pembangunan akses jalan ke Pelabuhan Teluk Tapang, di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Rachman mengatakan, sisa panjang 5 kilometer yang belum selesai akan dituntaskan secepatnya.
Ia menambahkan, ada usulan baru terkait kelanjutan akses Teluk Tapang - Bungo Tanjung. Pihaknya sudah meminta BPJN Sumbar menindaklanjuti. Hasilnya BPJN Sumbar mengusulan anggaran untuk pembangunan jalan sepanjang Rp8,8 kilometer.
“Dalam pembangunannya, ada tiga jembatan yang belum terbangun. Dari data yang ditindaklanjuti, desain masih disiapkan. Izin pinjam pakai lahan hutan belum ada. Kami minta bantuan Pak Gubernur untuk menyegerakan ini. Juga ada jalan yang juga dimanfaatkan angkutan tambang sepanjang 5,6 kilometer. Kita minta daerah untuk penanganannya,” kata Rachman.
Selanjutnya, dalam pertemuan tersebut juga menyinggung pembangunan jalan di Lembah Anai yang terputus akibat banjir bandang. Rachman menyebutkan, pihaknya sudah mencoba mecari pos dana untuk kelanjutan pembangunannya. Saat ini, upaya itu masih berproses, kebutuhannya lebih kurang Rp400 miliar.
“Pos dananya kita usahakan. Progres pembangunannya sudah 40 persen. Diusahakan selesai akhir Oktober 2024. Ada beberapa kendala dalam pembangunannya. Seperti ada masyarakat yang memaksa lewat yang mengganggu konstruksi. Tapi itu sudah bisa diselesaikan,” ujarnya.
Sedangkan terkait kelanjutan pembangunan jalan tol, Rachman menegaskan, yang perlu didorong saat ini kelanjutan pembangunan Jalan Tol Ruas Payakumbuh-Pangkalan menggunakan pembiayaan JICA dari Jepang.
“Untuk ruas tol Payakumbuh-Pangkalan, akhir tahun ini proses desain terowongannya akan kita mulai,” terangnya.
Untuk menyukseskan sejumlah rencana pembangunan tersebut, Rachman meminta komitmen bersama dari seluruh pihak terkait, untuk saling support, mulai dari Kementerian PUPR dengan Pemprov Sumbar dan DPR RI serta masyarakat.
“Kita berharap seluruh pihak bisa bersinergi, berkomunikasi intens. Agar setiap isu-isu yang berkembang dapat segera teratasi. Kita semua kita harap bisa bergerak optimal sesuai kewenangannya,” harap Dirjen Bina Marga Rachman.
Merespons permintaan Dirjen Bina Marga terkait dukungan dalam proses pembebasan lahan, Gubernur Mahyeldi dan Andre Rosiade sama-sama menyatakan kesiapannya. Keduanya berkomitmen akan turun langsung ke tengah masyarakat.
“Insya Allah kita akan dukung segala upaya untuk percepatan rencana ini, saya juga akan minta seluruh jajaran di Pemprov Sumbar untuk bergerak optimal,” tegas Mahyeldi.
Baca juga: Jalan ke Pelabuhan Teluk Tapang telah Rampung 17,87 Km, bakal Jadi Kawasan Pusat Ekonomi Baru
“Kita siap berbagi tugas dengan Pak Gubernur. Saya berharap proses penetapan pemenang tender Flyover Sitinjau Lauik 13 September nanti lancar, sehingga peletakan batu pertamanya bisa November 2024. Termasuk pembangunan jalan di Air Dingin, kita berharap prosesnya dapat dimulai sesegera mungkin. Saya akan berkordinasi dengan PT HKI dan Pak Gubernur juga akan menyelesaikan proses izin alih fungsi hutan lindungnya,” kata Andre Rosiade.
[*/adpsb]