Jakarta, Padangkita.com - Kepala Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Tata Laksana (
Ia menyebut jika diklasifikasikan berdasarkan generasi ternyata generasi yang lahir di tahun 60-an sampai 70-an, yang biasa disebut Baby Boomers, mempunyai permasalahan keuangan terendah yaitu hanya sebesar 20%. Sementara Gen X dan Gen Y memiliki angka yang tinggi.
”Tapi yang Gen X, yang lahir di tahun 70 sampai 80-an itu ternyata cukup besar nilainya, sekitar 45%-an kalau tidak salah, dan Gen Y yang kebanyakan sekarang di generasi milenial, yang Gen Y itu permasalahan keuangan nya juga cukup besar daripada Baby Boomers, sebesar 35%-an sekitar itu. Jadi, kalau ditotal ya semua 100%,” jelasnya.
Baca juga: Tak Hanya Jadi Penikmat, Milenial Harus Kreatif Memajukan Pariwisata dan Ekraf
Secara umum, Gen X saat berada ini pada usia produktif yang merupakan pegawai atau karyawan aktif yang akan memasuki hari tua namun memiliki permasalahan keuangan tertinggi.
Ratih menyebutkan permasalahan keuangan yang terjadi disebabkan oleh pola pengelolaan uang yang cenderung memprioritaskan keinginan dibandingkan kebutuhan.
”Nah, kita sering terjebak dalam mengelola keuangan itu, keinginan yang kita dahulu kan, padahal sebenarnya kan kebutuhan. Nah, ini yang sering menjebak kita, akhirnya kita terjerumus dalam masalah keuangan,” tambahnya.
Pada praktiknya, lanjut Ratih, masalah indisipliner pegawai salah satunya bersumber dari masalah keuangan sehingga menghambat produktivitas dalam bekerja.
”Menurut penelitian itu bahkan ada 46% pegawai atau karyawan yang dia tidak produktif karena disebabkan oleh adanya permasalahan keuangan di dirinya,” katanya.
Belum lagi, sambung Ratih, berbagai masalah seperti investasi maupun penawaran deposito yang menawarkan berbagai macam iming-iming dan sering kali tidak make sense kalau benar-benar bijak memilih investasi apa yang akan diambil.
”Kami di Setkab ini tidak ingin para pegawai di Setkab itu mempunyai literasi keuangan yang rendah seperti di masyarakat, seperti itu. Bahkan di Indonesia ini kalau enggak salah literasi keuangan masyarakatnya itu masih di bawah 50%,” tambahnya.
Menghindari dampak permasalahan uang yang terjadi saat ini, Biro SDM dan Ortala melakukan upaya dengan mengadakan seminar literasi keuangan bagi pegawai, bukan hanya milenial tapi juga senior yang akan menghadapi masa tua. (*/pk-29).