Padang, Padangkita.com – UPTD Taman Budaya Sumatera Barat kembali menggelar workshop tari yang mendalam dan reflektif pada 13 hingga 15 Mei 2025.
Kali ini, workshop tersebut mengusung tema "Ruang dan Waktu dalam Ingatan Kolektif Minangkabau," menawarkan ruang kolaborasi kreatif bagi para penari dan koreografer muda untuk menggali potensi tari kontemporer yang tetap berpijak pada akar budaya lokal.
Dua narasumber utama dalam kegiatan ini adalah Kurniadi Ilham dan Denny Maiyosta, keduanya merupakan dosen sekaligus praktisi seni tari dari Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang.
Dalam sesi pemaparan, Kurniadi Ilham menekankan bahwa meskipun tari kontemporer tidak memiliki batasan-batasan kaku, penting bagi setiap koreografer untuk memiliki konsep yang kuat. Hal ini krusial agar karya yang dihasilkan tidak hanya ekspresif tetapi juga dapat diterima oleh penonton secara luas.
"Dalam tari kontemporer, tidak ada batas, tapi koreografer mesti punya konsep. Tanpa konsep, karya bisa kehilangan arah dan makna," ujar Kurniadi.
Senada, Denny Maiyosta mengatakan bahwa tari kontemporer memang memberikan tantangan tersendiri bagi koreografer pemula. Namun, ia berharap tantangan ini justru akan melahirkan karya-karya berkualitas tinggi.
Setelah penyampaian materi dari kedua narasumber, sesi dilanjutkan dengan diskusi konsep garapan penciptaan karya peserta.
Dari diskusi ini terungkap bahwa salah satu permasalahan yang kerap dihadapi koreografer muda adalah kesulitan dalam merumuskan konsep garapan yang berangkat dari data riset, khususnya untuk merespons isu dan fenomena mutakhir dalam kehidupan dan lingkungan sekitar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, Jefrinal Arifin, yang turut hadir dalam pembukaan workshop, menegaskan pentingnya menjadikan akar kebudayaan Minangkabau sebagai fondasi utama dalam berkarya.
"Tari kontemporer boleh saja berkembang bebas, tetapi ia harus tetap berpijak dari akar kebudayaan Minangkabau. Di sanalah kekuatan identitas kita," ungkap Jefrinal, mengingatkan pentingnya identitas budaya dalam setiap karya seni.
Workshop ini diikuti oleh 25 peserta dari berbagai komunitas seni di Sumatera Barat. Selama tiga hari, para peserta tidak hanya dibekali teori, tetapi juga melakukan eksplorasi gerak dan ruang yang secara khusus dikaitkan dengan memori kolektif masyarakat Minang.
Sebagai tindak lanjut dari workshop yang produktif ini, para koreografer terpilih akan diberikan kesempatan istimewa untuk menampilkan karyanya dalam sebuah pertunjukan khusus. Pertunjukan ini akan digelar oleh Taman Budaya Sumbar pada bulan September 2025 mendatang.
Baca Juga: Ganggam Tari Kontemporer 3: UPTD Taman Budaya Sumbar Kembangkan Kreativitas Tari Modern
Momen ini diharapkan menjadi ajang apresiasi yang berharga sekaligus ruang temu yang inspiratif antara kreativitas muda dan warisan budaya lokal. [*/hdp]