Padang, Padangkita.com - Epidemiolog dari Universitas Andalas, Defriman Djafri mengatakan lonjakan kasus Covid-19 di Sumatra Barat (Sumbar) saat ini ibarat fenomena gunung es. Artinya, jumlah masyarakat yang terpapar Covid-19 sebenarnya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kasus yang berhasil dideteksi.
"Ledakan kasus saat ini, ibarat fenomena gunung es, yang langsung meledak di hilir, karena lambat kita mendeteksi secara dini dan mencegah serta mengantisipasi. Yang sebenarnya masyarakat sudah banyak tertular. Bed occupancy rate atau tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit yang penuh menjadi bukti konsekuensi fenomena tersebut," ujarnya, Kamis (1/7/2021).
Dia mengatakan ledakan kasus di Sumbar, yakni hampir mencapai angka 1.000 kasus dalam dua hari terakhir, seharusnya sudah bisa diprediksi. Pertambahan kasus positif dan meningkatnya angka kematian akibat Covid-19 seharusnya bisa menjadi alarm agar bisa diantisipasi.
"Tetapi, pemerintah seperti ragu-ragu dan tidak konsisten dalam menerapkan kebijakan. Ini terbukti. Pembatasan tidak lagi efektif dalam pengendalian Covid-19. Masyarakat cenderung tidak patuh dan diikuti ketidakpercayaan terhadap Covid," sampainya.
Defriman menuturkan, jika pemerintah tidak melakukan lockdown secara total, maka rumah sakit bisa saja benar-benar kolaps dan tidak sanggup melalukan rawatan dan pengobatan dalam meminimalkan risiko kematian akibat Covid-19.
Menurutnya, melihat kondisi keuangan negara dan perekonomian saat ini, pemerintah mustahil akan mengambil opsi lockdown total. Jadi, dalam kondisi sulit ini, dia pun mengimbau masyarakat untuk mampu melindungi diri dan keluarga dari Covid-19 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Skenario saat ini, yang kuat dan patuh yang akan bertahan, sedangkan yang lemah dan yang tidak patuh dalam menerapkan protokol kesehatan, ini yang sangat berisiko menuju jurang kematian ke depan," terangnya.
Selain itu, Defriman juga meminta pemerintah untuk menggandeng tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat untuk menggencarkan pelaksanaan program vaksinasi Covid-19.
"Pemerintah bisa juga bekerja sama dengan akademisi dan ahli terkait dalam bidangnya untuk memberikan informasi yang utuh mengenai vaksinasi kepada masyarakat," sebutnya.
Labih lanjut, dia mengatakan, untuk meminimalisir jumlah kematian akibat Covid-19 di Sumbar, lansia dan orang yang memiliki komorbid harus diprioritaskan untuk divaksin.
Sebelumnya diberitakan jumlah kasus positif Covid-19 di Sumbar mengalami peningkatan signifikan dalam dua hari terakhir, yakni hampir mencapai angak 1.000 kasus, yakni 540 kasus pada hari ini ini, dan 452 kasus pada Rabu (30/6/2021) kemarin.
Baca Juga: Positif Covid-19 di Sumbar Hampir 1.000 Kasus dalam 2 Hari Terakhir, PR Naik 20,36 Persen
Lonjakan kasus ini pun turut mendongkrak angka positivity rate di Sumbar menjadi 20,36 persen. [fru}