Padang, Padangkita.com - Epidemiolog dari Universitas Andalas, Defriman Djafri menilai intervensi melalui penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 belum optimal menekan angka infeksi dan kematian akibat Covid-19 di Sumatra Barat (Sumbar).
Kini, lonjakan kasus Covid-19 bukan hanya terjadi di Kota Padang yang selama ini menjadi episentrum penyebaran Covid-19 di Sumbar. Namun, beberapa waktu terakhir, lonjakan kasus Covid-19 juga terjadi hampir di seluruh kabupaten/kota di Sumbar. Akibatnya, rumah sakit rujukan Covid-19 di daerah pun penuh.
Sebagai informasi, Kota Padang sejauh ini merupakan satu-satunya daerah di Sumbar yang menerapkan kebijakan PPKM level 4 dalam sepekan terakhir. Kebijakan tersebut berakhir pada hari ini, Senin (9/8/2021).
Sebelumnya, Kota Padang bersama dengan Kota Padang Panjang, Kota Bukittinggi, dan Kota Solok juga terkena kebijakan PPKM Darurat. Namun belakangan, hanya Kota Padang yang diputuskan terkena perpanjangan PPKM menjadi PPKM level 4.
Hingga saat ini, pemerintah pusat belum memutuskan apakah kebijakan PPKM level 4 diperpanjang di Kota Padang atau tidak. Pemerintah pusat juga belum memutuskan apakah ada daerah lain di Sumbar yang kembali terkena kebijakan PPKM level 4.
"Satu yang perlu diperhatikan, sejauh mana penerapan protokol kesehatan yang dijalankan masyarakat Kota Padang dalam proses adaptasi pada pandemi ini. Ini yang perlu dinilai agar pelonggaran bisa dibuka secara bertahap," ujar Defriman saat dihubungi Padangkita.com, Senin (9/8/2021).
Dia menyampaikan kesiapan masyarakat dalam melakukan adaptasi terhadap pandemi merupakan tanggung-jawab pemerintah sebagai indikator kapasitas respons. Hal tersebut agar penularan tidak terjadi di tengah transmisi kasus Covid-19 di Sumbar yang tinggi.
Selain itu, pemerintah juga diminta untuk melakukan pengawasan yang ketat di tempat-tempat berisiko terjadi penularan.
Baca juga:Â Gubernur Mahyeldi Belum Terima Perintah Pusat Soal PPKM, Kasus Covid-19 di Sumbar Masih Tinggi
"Jika itu tidak dilakukan dan dipastikan terukur, PPKM tidak akan efektif dilakukan untuk menekan angka kematian dan kesakitan ke depan. Jika dilonggarkan, akan lebih memperburuk lagi keadaan ke depan dibandingkan saat sekarang," terang Defriman. [fru/pkt]