Dua Siswa Berprestasi di SMPN 4 Payakumbuh, Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni

Berita Padang terbaru dan berita Sumbar terbaru: Dua siswa-siswi berprestasi di SMPN 4 Payakumbuh, tinggal di rumah tidak layak huni

Kondisi rumah kontrakan siswa berprestasi di Payakumbuh. [Foto: Gunayef]

Berita Payakumbuh terbaru dan berita Sumbar terbaru: Dua siswa-siswi berprestasi di SMPN 4 Payakumbuh, tinggal di rumah tidak layak huni

Payakumbuh, Padangkita.com- Dua siswa-siswi berprestasi di SMPN 4 Payakumbuh, tinggal di rumah tidak layak huni. Sudahlah tidak layak huni, rumah yang mereka tempati itu juga bukanlah rumah milik orang tua atau keluarga mereka, melainkan rumah kontrakan.

Kedua siswa-siswi berprestasi di SMPN 4 Payakumbuh yang tinggal di rumah tidak layak huni itu bernama Romi Saputra dan Zahara Permata Sari. Romi merupakan siswa kelas IX-5 yang berdomisili di Kelurahan Payolansek. Sedangkan Zahara adalah siswi kelas VIII-2 yang tinggal di Kelurahan Bulakan Balai Kandi.

Romi dan Zahara diketahui tingggal di rumah tidak layak huni, setelah Sekda Payakumbuh Rida Ananda, berkunjung ke sekolah mereka yang terletak di Pakan Sinayan, Payakumbuh Barat, Rabu (20/1/2012) siang. Dalam kunjungan itu, Rida Ananda mendapat informasi dari Kepala SMPN 4 Payakumbuh Mardiyus, tentang kondisi dua siswa-siswi berprestasi yang tinggal di rumah tidak layak huni.

Penasaran dengan informasi tersebut, Rida Ananda yang didampingi Kepala Satpol PP Damkar Devitra dan Sekcam Payakumbuh Barat Zailendra, memutuskan melihat langsung kondisi rumah kedua siswa-siswi tersebut. Ternyata benar, Romi dan Zahara, hidup di bawah garis kemiskinan.

Bahkan, Romi bersama ayah dan ibunya, yakni pasangan suami-istri Ayang dan Guslinar, tinggal pada sebuah rumah kontrakan murah di Kelurahan Payolansek. Menurut Lurah setempat, rumah kontrakan tersebut, termasuk rumah tidak layak huni. Sementara untuk mencari kontrakan yang layak, mereka tidak sanggup.

"Kondisi ekonomi keluarga Romi ini memang cukup sulit. Ayahnya, bekerja serabutan. Sedangkan ibunya bekerja buruh harian di usaha sanjai di Payolansek. Tapi karena rumah yang dihuni bukan milik mereka, Pemko Payakumbuh tidak bisa merehab lewat program di Dinas Perkim. Sebab itu, sednag coba carikan, jalan bagaimana membantu mereka mendapatkan rumah yang layak," kata Rida Ananda.

Serupa dengan keluarga Romi, kehidupan kelarga Zahara Permati Sari juga tidak kalah memprihatinkan. Zahara tinggal di Kelurahan Bulakan Balai Kandi, bersama ibunya, Ani Ermawati yang bekerja seharian penuh, demi menghidupi lima orang orang anaknya. Sedangkan suami Ani atau ayah Zahar, bekerja bekerja sebagai sopir angkutan pengiriman barang yang terkadang ada orderan dan kadang tidak ada orderan.

Menurut Rida Ananda, keluarga Romi Saputra dan keluarga Zahara Permata Sari adalah perantau dari luar Payakumbuh, tapi sudah lama tinggal dan menetap di Kota Randang ibu. Bahkan, mereka sudah belasan tahun memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Payakumbuh. Mereka juga sudah terdata sebagai penerima bantuan sembako dan PKH dari pemerintah.

"Mereka, memang orang perantau yang kurang mampu, saat mencari penghidupan di Payakumbuh, tapi mereka sudah menjadi warga kita. Mereka tidak punya tanah apalagi biaya membuat rumah. Maka kalau kondisinya seperti ini, butuh support dari lembaga terkait. Kita di pemerintahan, tentu tak ingin juga lepas tangan," kata Rida Anadda.

Rida bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Payakumbuh, berencana akan patungan atau menyumbang secara bersama-sama, untuk membangun rumah yang layak bagi keluarga Romi Saputra dan Zahara Permata Sari. Bantuan-bantuan lainya, seperti Baznas, atau lembaga dan dermawan lainnya, juga sangat diharapkan

"Ini harus serius kita gotong-royongkan bersama. Kita minta juga camat dan lurah agar memperhatikan kondisi seperti ini. Jangan biarkan saja, tapi carikan jalan, karena kita ini pelayan masyarakat, harus peduli kita urusan ini. Apalagi rumah adalah berlangsungnya kehidupan dan menjadi kebutuhan mendasar setiap orang. Jangan ada lagi warga tak punya tempat tinggal layak, seperti ditegaskan Pak Wali Kota," kata Rida Ananda.

Sementara itu, Kepala SMPN 4 Payakumbuh Mardiyus menyebutkan, bahwa Romi Saputra dan Zahara Permata Sari, anak terbaik di sekolah. Mereka tergolong siswa yang cukup berprestasi. Nilai mereka di atas rata-rata dan memiliki sikap perilaku baik di sekolah. Sehingga, wali kelas mereka masing-masing, juga sayang dengan mereka.

Baca juga: 49 Guru di Payakumbuh dan Limapuluh Kota Positif Covid-19, Berikut Data Lengkapnya

"Kami juga pernah menggalang donasi bersama guru untuk membantu keluarga dua siswa kita tersebut. Dengan perhatian dari Pemko Payakumbuh, kami sampaikan apresiasi setinggi-tingginya. Semoga dapat pula dibantu oleh donatur-donatur lainnya," ucap Mardiyus. (pkt)


Baca berita Payakumbuh terbaru dan berita Sumbar terbaru hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Andre Rosiade Ingatkan Pentingnya Sekolah Anak saat Bantu Keluarga Penjaga Kolam Ikan di Padang
Andre Rosiade Ingatkan Pentingnya Sekolah Anak saat Bantu Keluarga Penjaga Kolam Ikan di Padang
Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha Resmi Ditutup, 20 Barista Muda Siap Berwirausaha
Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha Resmi Ditutup, 20 Barista Muda Siap Berwirausaha
Puluhan Napi Lapas Kelas IIB Pariaman Terima Ijazah setelah Lulus 'Sekolah di Balik Jeruji'
Puluhan Napi Lapas Kelas IIB Pariaman Terima Ijazah setelah Lulus 'Sekolah di Balik Jeruji'
Warga Sipora Selatan Sampaikan Aspirasi, Mahyeldi Janjikan Perbaikan
Warga Sipora Selatan Sampaikan Aspirasi, Mahyeldi Janjikan Perbaikan
Blusukan di Pasar Gaung, Mahyeldi: Penguatan Ekonomi dan Pendidikan jadi Progul
Blusukan di Pasar Gaung, Mahyeldi: Penguatan Ekonomi dan Pendidikan jadi Progul
6 Tahun Program Saga Saja, Pemko Pariaman telah Kuliahkan 380 Anak Keluarga Kurang Mampu
6 Tahun Program Saga Saja, Pemko Pariaman telah Kuliahkan 380 Anak Keluarga Kurang Mampu