Jakarta, Padangkita.com - Pemerintah menyatakan para calon jemaah umrah yang telah mendapatkan vaksin Sinovac sebanyak dua dosis bisa pergi ke Tanah Suci untuk umrah, namun dengan syarat harus menjalani karantina lima hari di Arab Saudi.
Anggota DPR RI, Andre Rosiade punya solusi agar jemaah tak lagi harus 'membuang waktu' 5 hari yang cukup berharga di Saudi, namun juga tidak membebani APBN.
"Menjawab pertanyaan Pak Menkes, Budi Gunadi Sadikin bahwa penerima vaksin sinovac tetap bisa umrah tapi harus menjalani karantina lima hari di Tanah Suci, saya ingin mengusulkan kepada Pak Menkes dan pemerintah tentang solusi bagaimana jamaah umrah bisa mendapatkan program vaksin, agar calon jemaah bisa melaksanakan umrah tanpa melakukan lima hari karantina di Tanah Suci," ujar Andre, Sabtu (23/10/2021).
Andre mengaku juga memahami betul bahwa jemaah umrah ketika sudah berada di Tanah Suci ingin fokus menjalani ibadah, baik itu di Kota Mekkah maupun Madinah. Adanya karantina lima hari, lanjut Andre, maka itu membuat waktu jemaah menjadi terbuang.
“Karena kita semua tahu bahwa setiap jemaah umrah itu, biasanya hanya punya waktu sembilan hari beribadah dan itu sudah termasuk perjalanan pulang dan pergi. Kalau mereka dikarantina lima hari di tanah suci, kapan mereka memiliki waktu ibadah, melaksanakan solat berjamaah di masjdil haram dan juga untuk berziarah ke makam Rasulullah di Masjid Nabawi?," papar Andre.
Jadi, kata Andre, ia menguslkan agar pemerintah memberikan vaksin booster berbayar untuk jamaah umrah asal Indonesia.
"Kita semua tahu karantina di tanah suci itu kan lima hari, di mana biaya hotel tetap ditanggung oleh jemaah umrah. Demi ditiadakannya karantina lima hari di Tanah Suci, saya rasa jemaah umrah tidak akan keberatan untuk mengikuti program booster berbayar ini. Yang sudah mendapatkan vaksin sinovac dua kali, bisa mendapatkan booster Morderna atau Pfizer," jelasnya.
Diketahui, Arab Saudi menggunakan vaksin Covid-19 jenis Moderna, Pfizer, Astrazeneca dan Johnson and Johnson sebagai langkah penanganan Covid-19.
Hanya vaksin dengan jenis vaksin di atas yang diakui oleh Pemerintah Saudi.
Anggota Komisi VI DPR ini menyatakan solusi yang dipaparkannya itu merupakan cara yang adil dan merupakan jalan tengah terbaik. Jemaah umrah tak perlu dikarantina, dan di sisi lain kuota vaksin gratis untuk masyrakat luas tidak terkurangi.
Baca juga: Sosialisasikan Sistem OSS, Andre Rosiade: Pengurusan Izin Usaha Akan Lebih Mudah
"Saya rasa ini adalah cara yang adil. Selain kepentingan jemaah bisa terpenuhi, APBN juga tidak terbebani. Oleh karena itu saya mengusulkan vaksin booster berbayar untuk jemaah umrah," katanya. [adv]