Diduga Lakukan Pemukulan Saat Silaturahmi DPC PKB-PCNU, Ketua DPC PKB Sijunjung Dilaporkan ke Polisi

Berita Sijunjung - Virus Corona Sijunjung, Covid-19 Sumbar- Pemkab sijunjung lakukan pelayanan daring

Gapura selamat datang di Muaro Sijunjung. (Foto: Erinaldi/Padangkita.com)

Muaro Sijunjung, Padangkita.com – Pertemuan atau silaurahmi pengurus DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sijunjung dengan PC Nahdlatul Ulama (NU) Sijunjung Sabtu (27/6/2020), di gedung DPRD Sijunjung, berujung dengan laporan polisi.

Sekretaris PCNU Sijunjung Febrialdi dan Pengurus GP Ansor Fadhlur Rahman melaporkan dugaan pemukulan yang dilakukan oleh Ketua DPC PKB Sijunjung Nofriadi Zulka ke Polsek Sijunjung.

Darian Sukma, 30 tahun, salah seorang peserta pertemuan menyebutkan apa yang terjadi antara Ketua DPC PKB dengan Sekretaris PCNU dan pengurus GP Ansor di Gedung DPRD Sijunjung hanyalah sebuah insiden kecil yang semestinya tidak perlu dibesarkan sampai laporan ke polisi.

Darian menuturkan, kejadian bermula saat Nofriadi menyambut kedatangan Ketua DPW PKB Sumbar, Febby Datuak Bangso di DPRD Sijunjung. Setelah menyalami Ketua DPW PKB, Nofriadi kemudian mendatangi Febrialdi dan Fadhlur yang berada di belakang Ketua DPW PKB untuk bersalaman, tetapi tidak disambut oleh keduanya. Saat itu, Nofriadi sempat mengatakan kepada Fadlur agar tidak masuk ke ruang acara pertemuan.

"Karena pengurus DPC PKB yang hadir tidak menginginkan kedatangan Fadlur. Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan saat kegiatan, makanya Fadlur dilarang masuk," tutur Darian yang dihubungi melalui telepon selulernya, Minggu (27/6/2020) pagi.

Pernyataan semirip juga disampaikan Sekretaris DPC PKB, Basyaruddin. Yang terjadi, kata Basyaruddin, bukanlah sebuah pemukulan, apalagi tindak penganiayaan.

"Saya melihat saat Nofriadi mendatangi dan ingin menyalami Fadhlur dan Febrialdi, tetapi mereka malah tidak mau. Lalu saat Nofriadi berkata pada Fadhlur agar tidak masuk ruangan acara, saya lihat Febrialdi dan Fadhlur menerobos dan secara refleks Nofriadi mendorong keduanya,” sebut Basyaruddin melalui telepon.

Memang, lanjut dia, saat itu Nofriadi mendorong keduanya menggunakan tangan dan kaki, tetapi tidak ada pemukulan seperti yang dilaporkan ke polisi. “Satu didorong pakai tangan satu lagi didorong dengan kaki. Tidak ada pemukulan apalagi ditendang," ujar Basyaruddin.

Buntut Penutupan Kemasan Bantuan Sembako

Nofriadi yang dikonfirmasi soal insiden, mengatakan kejadian tersebut merupakan spontanitas dirinya saat Fadlur dan Febrialdi menerobos masuk setelah ia larang. Menurut Nofriadi, larangan itu datang dari pengurus DPC PKB dan kader PKB Sijunjung, yang merupakan buntut dari tindakan Fadlur yang menutup foto Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar atau Gus AMI dan lambang partai PKB pada kemasan bantuan sembako untuk warga yang terdampak Covid-19 beberapa waktu lalu. Padahal bantuan sembako itu dikirimkan oleh Ketua Umum DPP PKB.

"Salah satu alasan dilarang masuk adalah tindakannya yang merendahkan partai dengan menutup lambang partai PKB dengan foto dirinya sendiri pada sembako yang dikirim Gus AMI untuk warga terdampak corona,” kata Nofriadi.

Larangan itu, lanjut dia, juga untuk kebaikan Fadhlur, karena peserta silaturahmi tidak ingin Fadhlur mengikuti kegiatan.

“Di sini saya jelaskan, saya merasa tidak melakukan pemukulan ataupun menendang, tetapi hanya mendorong dengan kaki dan tangan secara spontan dan tidak ada niat saya untuk melakukan itu jika mereka menuruti apa yang diinginkan pengurus DPC PKB," tegasnya.

Soal laporan polisi, Nofriadi yang mantan ketua KNPI Sijunjung ini hanya mengatakan itu hak yang melaporkan.

"Itu hak mereka, dan kepolisian saya rasa harus menerima laporan warganya. Tapi hukum ada proses yang harus dilewati untuk memutuskan seseorang itu bersalah atau tidak. Sekarang giliran mereka yang melapor, tapi setelah ini bisa jadi mereka yang dilaporkan. Karena sebagai manusia, kita tidak sempurna. Masing-masing kita memiliki kesalahan," ungkapnya.

Sementara itu, Febby Datuk Bangso yang dihubungi terpisah menyebutkan, apa yang terjadi di Sijunjung itu hanyalah kesalahpahaman. “Itu cuma salah paham,” kata Febby melalui melalui pesan Whatsapp.

Fadhlur dan Febrialdi yang dihubungi Padangkita.com, hingga berita ini dirampungkan, belum menanggapi. Pesan yang dikirim ke nomor WhatsApp mereka juga belum dibalas. [hen/pkt]


Baca berita Sijunjung terbaru hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Respons Cepat Banjir Sumpur Kudus, Pemprov Sumbar Salurkan 2.830 Kg Beras untuk Warga
Respons Cepat Banjir Sumpur Kudus, Pemprov Sumbar Salurkan 2.830 Kg Beras untuk Warga
Puan: Pendidikan Tidak Bisa Berjalan Baik Jika Guru Dihadapkan Ancaman Hukum Berlebihan
Puan: Pendidikan Tidak Bisa Berjalan Baik Jika Guru Dihadapkan Ancaman Hukum Berlebihan
Isu Komunis, Trauma Sejarah dan Masa Depan Bangsa
Isu Komunis, Trauma Sejarah dan Masa Depan Bangsa
Pemprov Sumbar Sediakan Anggaran Bantuan Hukum Warga Tak Mampu, Ini Cara Mendapatkannya  
Pemprov Sumbar Sediakan Anggaran Bantuan Hukum Warga Tak Mampu, Ini Cara Mendapatkannya  
Logika Aneh Pilkada Kotak Kosong
Logika Aneh Pilkada Kotak Kosong
Buka MTQ Nasional di Sijunjung, Gubernur Mahyeldi Berharap Lahir Banyak ‘Dasrizal’ Baru
Buka MTQ Nasional di Sijunjung, Gubernur Mahyeldi Berharap Lahir Banyak ‘Dasrizal’ Baru