Dibayangi Cuaca Buruk, Inflasi Sumbar Tahun Lalu 4,89 Persen

Dibayangi Cuaca Buruk, Inflasi Sumbar Tahun Lalu 4,89 Persen

Ilustrasi (f/ist)

Lampiran Gambar

Ilustrasi (f/ist)

Sumatera Barat menutup tahun 2016 dengan mencatatkan inflasi tertinggi ke 4 secara nasional. Secara bulanan, pergerakan harga bulanan di Sumbar pada bulan Desember 2016 mengalami deflasi 0,01% (mtm).

Angka itu menurun sangat signifikan dibandingkan inflasi November 2016 yang mengalami inflasi1,12% (mtm).

Laporan Bank Indonesia Sumbar mencatatkan, laju inflasi bulanan Sumbar tersebut berada di bawah laju inflasi bulanan nasional yang tercatat sebesar 0,42% (mtm).

Secara tahunan dan tahun berjalan, laju inflasi Sumbar pada akhir tahun 2016 tercatat 4,89% (yoy, ytd) dan berada di atas laju inflasi nasional sebesar 3,02% (yoy, ytd).

Inflasi Sumbar pada tahun 2016tercatat tertinggi ke-4 (empat) secara nasional setelah Provinsi Kep. Bangka Belitung (6,75%, yoy), Sumatera Utara (6,33%, yoy) dan Bengkulu (5,00%, yoy).

Itu artinya inflasi Sumbar tidak lagi tertinggi nasional seperti tahun 2013 dan 2014. Dan tidak lagi sebagai provinsi dengan inflasi terendah nasional seperti tahun 2015.

Secara spasial, pergerakan harga Sumbar disumbang oleh pergerakan harga di Kota Padang dan Bukittinggi yang masing-masing secara bulanan tercatat inflasi 0,07% (mtm) dan deflasi 0,57% (mtm), sehinggamenjadikan Kota Padang sebagai kota dengan laju inflasi tertinggi ke-75 (tujuh puluh lima) dan Kota Bukittinggi dengan deflasi terdalam ke-2 (dua) dari 82 kota sampel inflasi di seluruh Indonesia.

Terjaganya pasokan barang bahan pangan menjadi peredam gejolak inflasi Sumbar. Kelompok bahan pangan bergejolak (volatile food) mengalami deflasi sebesar 1,69% (mtm), menurun signifikan dibandingkan inflasi bulan November 2016 yang mencapai 3,90% (mtm).

Penurunan harga bahan pangan bergejolak disumbang oleh turunnya harga komoditas strategis cabai merah dan bawang merah seiring dengan panen raya yang dimulai pada bulan Desember 2016.

Laju deflasi kelompok volatile food sedikit tertahan dengan kenaikan harga komoditas beras dan telur ayam ras. Kenaikan harga beras dipicu oleh terganggunya proses penjemuran gabah dalam musim penghujan.

Sementara itu, kenaikan harga telur ayam ras dipicu oleh tingginya permintaan menjelang liburan akhir tahun. Namun demikian, andil beras dan telur ayam ras relatif kecil dalam mendorong inflasi bulanan Sumbar yaitu masing-masing sebesar 0,06% (mtm) dan 0,02% (mtm).

Pada kelompok barang yang diatur pemerintah (administered price), terjadi inflasi sebesar 1,21% (mtm), meningkat signifikan dibandingkan November 2016 yang mencapai0,25% (mtm). Kenaikan harga pada kelompok ini akibat kenaikan harga tiket pesawat karena tingginya permintaan menjelang liburan akhir tahun serta kenaikan harga rokok kretek.

Sementara itu, inflasi pada kelompok inti (core) tercatat sebesar 0,34% (mtm),meningkat signifikan dibandingkan November 2016 yang hanya sebesar 0,11% (mtm).

Tekanan inflasi ke depan diperkirakan cukup stabil dan terkendali, terutama dikarenakan oleh terjaganya pasokan kelompok bahan pangan bergejolak.

Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumbar, sejumlah komoditas strategis seperti cabai merah dan bawang merah telah memasuki musim panen raya pada bulan Desember 2016 dengan pasokan yang masih akan terjaga hingga empat bulan ke depan.

Risiko inflasi diprakirakan masih bersumber pada gangguan cuaca,seiring dengan prakiraan cuaca BMKG pada bulan Januari 2017 yang masih menunjukkan curah hujan pada level menengah di wilayah Sumbar, namun cenderung menengah dan tinggi di wilayah Jawa.

Di sisi yang lain, tekanan inflasi kelompok barang yang diatur pemerintah (administered price) diprakirakan masih cukup tinggi seiring dengan rencana pencabutan secara bertahap subsidi tarif listrik oleh pemerintah untuk golongan rumah tangga 900VA mulai Januari 2017.

Sementara itu, tekanan inflasi pada kelompok inti diprakirakan cenderung stabil seiring dengan masih terbatasnya daya beli masyarakat.

Sebagai bentuk evaluasi pencapaian inflasi Sumbar selama 2016 sekaligus merumuskan strategi pengendalian inflasi ke depan, TPID Sumbar telah melaksanakan rapat koordinasi pengendalian inflasi pada tanggal 22 Desember 2016.

Komoditas cabai merah, beras dan bawang merah menjadi sorotan dalam pembahasan tersebut meskipun juga dibahas komoditas musiman seperti tiket pesawat yang sering kenaikannya mengejutkan pada liburan hari-hari besar keagamaan dan akhir tahun.

Untuk itu, TPID Sumbar menyepakati efektivitas dan intensitas pengendalian inflasi tahun 2017 perlu diselaraskan pada jajaran perangkat pemerintahan mulai dari kabupaten, kota hingga provinsi agar tetap mengacu pada Peta Jalan (Roadmap) pengendalian Inflasi Sumbar.

Selain itu, untuk menjamin ketersediaan pasokan cabai merah, TPID Sumbar telah melakukan penjajakan kerja sama pasokan dengan TPID Jawa Tengah sebagai sentra produksi cabai merah.

Koordinasi lebih lanjut juga dilakukan dengan pihak Garuda Indonesia selaku maskapai rujukan untuk mengendalikan harga tiket pada saat musim liburan untuk menambah jadwal penerbangan guna memenuhi tingginya permintaan.

Meskipun tidak lagi menyandang sebutan sebagai provinsi dengan laju inflasi tertinggi kemudian terendah secara nasional seperti beberapa tahun sebelumnya, yang semua itu mencerminkan tingginya volatilitas laju inflasi, laju inflasi Sumbar 2016 kali ini sebesar 4,89% telah mengindikasikan pada kecenderungan yang relatif stabil, meskipun untuk itu masih tetap diperlukan stabil dalam level yang lebih rendah.

Sumber: rilis resmi Bank Indonesia Perwakilan Sumbar

Baca Juga

Beras dan Cabai Merah Langganan Penyumbang Inflasi Sumbar, Waspadai Cuaca Ekstrem
Beras dan Cabai Merah Langganan Penyumbang Inflasi Sumbar, Waspadai Cuaca Ekstrem
Harga Beras Naik, Marinus Gea Dorong Sinergi BI - Pemda Kendalikan Inflasi
Harga Beras Naik, Marinus Gea Dorong Sinergi BI - Pemda Kendalikan Inflasi
Tren Inflasi Meningkat mesti Jadi Deteksi Dini Pemerintah soal Harga dan Pasokan Pangan
Tren Inflasi Meningkat mesti Jadi Deteksi Dini Pemerintah soal Harga dan Pasokan Pangan
Inflasi Pangan harusnya Bisa Diantisipasi dengan Pendekatan Jangka Panjang
Inflasi Pangan harusnya Bisa Diantisipasi dengan Pendekatan Jangka Panjang
Tindak Lanjuti Arahan Mendagri, Gubernur Mahyeldi dan OPD Pemprov Rapat Malam-malam
Tindak Lanjuti Arahan Mendagri, Gubernur Mahyeldi dan OPD Pemprov Rapat Malam-malam
Inflasi Sumbar Jauh Membaik, Gubernur Mahyeldi Ingatkan Pengendalian Selama Libur Nataru
Inflasi Sumbar Jauh Membaik, Gubernur Mahyeldi Ingatkan Pengendalian Selama Libur Nataru