Dianugerahi Gelar Doktor HC di Korsel, Puan: Saya Kerja Keras Capai Eksistensi Politisi

Dianugerahi Gelar Doktor HC di Korsel, Puan: Saya Kerja Keras Capai Eksistensi Politisi

Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan pidato ilmiah usai dianugerahi gelar doktor honoris causa oleh Pukyong National University, Korea Selatan. [Foto> Dok. Ist.]

Puan lantas menyinggung pembangunan ibu kota negara baru Indonesia, Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sebagai agenda strategis Indonesia ke depan. Ia mengatakan, IKN Nusantara diharapkan dapat menjadi penggerak ekonomi Indonesia di masa depan, menjadi simbol identitas nasional, dan menjadi kota dunia ideal yang dapat menjadi acuan dunia.

“Dengan penajaman dan penguatan agenda tersebut diharapkan akan memperkuat sumber-sumber pertumbuhan ekonomi, mempercepat transformasi ekonomi, dan memperbaiki struktur tatanan ekonomi yan lebih berkeadilan dan menyejahterahkan rakyat,” katanya.

Lebih lanjut, Puan berbicara soal kemajuan dan tantangan pada tataran global. Menurutnya, masyarakat dunia harus memiliki kesadaran, kemauan, dan komitmen untuk memperbaiki tatanan globalisme saat ini untuk menciptakan dunia yang lebih humanis, tenteram, damai dengan lingkungan hidup yang berkelanjutan.

Puan pun menyinggung soal penetapan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) terkait agenda bersama Sustainable Development Goals (SDGs) atau pembangunan berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia secara global dengan berprinsip bahwa tidak ada satupun tertinggal atau ‘no one left behind’.

“Diperlukan adanya harapan baru (new hope) dalam mengelola tata dunia yang lebih humanis, ramah, tenteram dan sejahtera bagi semua orang,” sebut Puan.

Ia menambahkan, masyarakat dunia perlu mengubah paradigma winner takes all dan zero sum menjadi win-win dalam hubungan antar negara. Bagi Indonesia, kata Puan, agenda bersama untuk membangun kemajuan bersama, toleransi, dan keadilan selaras dengan Ideologi Bangsa Indonesia, yaitu Pancasila atau disarikan menjadi Gotong Royong.

“Gotong Royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan. Pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu binantu bersama. Amal semua untuk kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. One For All, All For One,” ungkapnya.

Puan lalu menyebut demokrasi menjamin partisipasi warga bangsa dalam mengartikulasikan hak politik, hak sosial, hak budaya dan hak ekonomi. Ia menegaskan, demokrasi juga memberikan ruang artikulasi kaum perempuan dalam segala bidang.

“Menyertakan perempuan dalam setiap jabatan bukan sebagai kebijakan afirmatif, akan tetapi merupakan kesadaran atas penghargaan harkat dan martabat manusia,” kata Puan.

Seperti diketahui, populasi perempuan di seluruh dunia mencapai 49% atau lebih dari 3,8 miliar jiwa. Puan mengatakan, perempuan saat ini pun telah banyak aktif dan mengambil peran yang strategis alam setiap kegiatan di segala bidang. Mulai dari Presiden, Perdana Menteri, Ketua Parlemen, Menteri, Ekonom, Pakar Teknologi, dan lain sebagainya.

“Namun perempuan juga masih menghadapi berbagai kendala yang dapat berasal dari kehidupan sosial, budaya, ekonomi maupun politik. Oleh karena itulah, masih diperlukan berbagai upaya edukasi, sosialisasi, advokasi dan fasilitasi dalam rangka memperkuat peran perempuan,” jelas ibu dua anak itu.

Puan mengatakan, inti dari pembangunan kesetaraan dan keadilan gender bukanlah meneguhkan siapa yang mendominasi dan didominasi, melainkan menemukan koridor untuk saling berbagi secara adil dalam segala aktivitas kehidupan tanpa membedakan pelakunya laki-laki maupun perempuan.

Hal tersebut juga sama halnya dengan tidak membedakan pelaku aktivitas kehidupan karena perbedaan warna kulit, ras, dan keyakinan.

 

“Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayapnya sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya. Jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali,” ucap Puan.

“Inilah semangat yang juga harus kita tanamkan bersama dalam membangun kehidupan demokrasi, di mana perempuan dan laki-laki dalam harkat, martabat, kemajuan dan kesejahteraan yang sama. Negara tidak mungkin sejahtera dan maju jika para perempuannya tertinggal,” sambung Puan.

Di akhir pemaparannya, Puan menyatakan pidato ilmiahnya merupakan salah satu wujud tanggung jawab akademis-intelektualnya di hadapan Rektor, Dewan Senat Guru Besar, Sivitas Akademika PKNU, dan para undangan yang menghadiri pengukuhannya sebagai Doktor Honoris Causa.

Baca juga: Dikukuhkan sebagai Doktor Honoris Causa di Korsel, Puan Dedikasikan untuk Perempuan RI

“Semoga Pidato Ilmiah ini dapat menyumbangkan pemikiran bagi masyarakat dunia untuk bergotong royong membangun dunia yang lebih humanis, maju, sejahtera, adil, damai, dan berkelanjutan,” pungkas Puan. [*/pkt]

 

*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News

Pages:

Baca Juga

Puan: Pendidikan Tidak Bisa Berjalan Baik Jika Guru Dihadapkan Ancaman Hukum Berlebihan
Puan: Pendidikan Tidak Bisa Berjalan Baik Jika Guru Dihadapkan Ancaman Hukum Berlebihan
Sumpah Pemuda Jadikan Momen Rangkul Semua Elemen Masyarakat untuk Indonesia Sejahtera
Sumpah Pemuda Jadikan Momen Rangkul Semua Elemen Masyarakat untuk Indonesia Sejahtera
Pemprov Sumbar Bawa UMKM Ikut IFFE 2024 di Korea Selatan, Ada Rendang Beragam Varian
Pemprov Sumbar Bawa UMKM Ikut IFFE 2024 di Korea Selatan, Ada Rendang Beragam Varian
Plt. Gubernur Sumbar Mendapat Kehormatan Membuka Kegiatan IFFE 2024 di Korea Selatan
Plt. Gubernur Sumbar Mendapat Kehormatan Membuka Kegiatan IFFE 2024 di Korea Selatan
Kunker Plt Gubernur Audy ke Korsel Berbuah Kerja Sama soal Beasiswa dan Pengiriman Tenaga Kerja
Kunker Plt Gubernur Audy ke Korsel Berbuah Kerja Sama soal Beasiswa dan Pengiriman Tenaga Kerja
DPR Kini Punya 13 Komisi dan 1 Badan, Berikut Komposisi, Mitra dan Ruang Lingkup Kerjanya
DPR Kini Punya 13 Komisi dan 1 Badan, Berikut Komposisi, Mitra dan Ruang Lingkup Kerjanya