Padangkita.com – Bertepatan dengan Hari Pahlawan, Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit meresmikan monumen Taman Sari di kawasan Museum Adityawarman, Padang, Jumat (10/11/2017). Monumen yang diprakarsai oleh Yayasan Syarikat Oesaha Adabiah ini berisi 15 relief pahlawan nasional asal Sumbar.
Wakil Gubernur dalam sambutannya mengingatkan kemerdekaan yang telah dinikmati generasi sekarang adalah hasil perjuangan para pahlawan. Oleh sebab itu, semangat para pejuang bangsa perlu diteladani.
“Mereka telah mempertaruhkan nyawa dan mengesampingkan kehidupan pribadi mereka untuk mengusir penjajah. Keberadaan monumen ini mengingatkan kita arti pentingnya semangat perjuangan,” ujar Nasrul.
Untuk menghargai jasa mereka, kata Nasrul, generasi sekarang harus melanjutkan perjuangan para pahlawan. Salah satunya mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang hingga saat ini belum tercapai.
Wakil Gubernur juga mengajak masyarakat Sumbar untuk ikut berjuang mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana tercantum dalam sila keempat Pancasila.
Ketua Pembina Yayasan Syarikat Oesaha Awaluddin Djamin menjelaskan pembangunan monumen ini dilakukan agar generasi muda selalu mengingat semangat juang pahlawan. Pahlawan dari Ranah Minang merupakan pelopor berdirinya bangsa ini dan memiliki rasa kebangsaan dan semangat persatuan yang besar. Dia juga mengatakan dari 164 pahlawan nasional di Indonesia, 15 dari berasal dari Sumbar.
“Berarti ada 10 persen pahlawan dari Minangkabau. Padahal masyarakat Minang di Indonesia hanya dua persen dari total penduduk Indonesia,”
Mantan Kapolri itu berharap di kota/kabupaten lainnya di Sumbar juga didirikan monumen-monumen para pahlawan ataupun tokoh-tokoh nasional dari daerah masing-masing.
“Dengan melihat monumen itu, semangat para pemuda bangkit. Tidak seperti sekarang yang semangatnya mulai berkurang,” ujarnya.
Ada pun relief yang terukir di monumen tersebut adalah Abdoel Halim, Ilyas Yakoub, Rasuna Said, Tuanku Imam Bonjol, Mohammad Natsir, Abdul Muis, Bagindo Azis Chan, Adnan Kapau Gani, Hamka, Tan Malaka, Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, H. Agus Salim, Sutan Syahrir, dan Hazairin.