Jakarta, Padangkita.com - Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) pada 2020 mengalami penurunan signifikan dibanding 2019. IPP pada 2019 sebesar 52,61 menjadi 51,00 di tahun 2020. Padahal, IPP menjadi indikator penting pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pun diimbau memperbaiki fakta ini.
Hal tersebut diungkap Anggota Komisi X DPR RI My Esti Wijayati saat rapat kerja dengan Menpora Zainuddin Amali, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (20/1/2022). Ditegaskan Esti, IPP jadi salah satu tolok ukur keberhasilan prioritas nasional, yaitu membangun SDM berkualitas dan berdaya saing.
"Tahun 2020 saat pandemi Covid-19, IPP turun signifikan dibanding tahun 2019. Sementata tahun 2021 masih dihitung," tutur Esti dilansir Padangkita.com dari website resmi DPR RI, Sabtu (22/1/2022).
Dijelaskan politisi PDI-Perjuangan itu, IPP memiliki variabelnya, yaitu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, lapangan dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi. Ini masih menjadi PR besar bagi Kemenpora bagaimana menaikkan IPP di masa pandemi ini. Menurut Esti, justru di masa pandemi ada peluang yang bagus bagi pemuda untuk berkiprah lebih dalam di dunia digital.
"Ekonomi digital sedang berkembang. Bagaimana ide-ide yang jadi bisnisnya anak muda itu muncul. Ada yang jadi youtuber di era pandemi, penjual tanaman hias, menjual produk-produk digital, membuat novel secara digital, layanan digital dengan membuat website, bahkan anak muda juga bergelut di pasar saham," imbuh legislator dapil Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut.
Ia sangat berharap, Deputi Kepemudaan Kemenpora membangun SDM pemuda dengan banyak memberi pelatihan, agar IPP meningkat kembali. Namun, Esti juga segera menyadari, anggaran untuk sektor kepemudaan sangat kecil dibandingkan sektor olahraga. Ada kegiatan yang bisa menaikkan IPP, salah satunya kegiatan kepramukaan.