Simpang Empat, Padangkita.com – Potensi wisata alam Sumatra Barat (Sumbar) sudah tak diragukan lagi. Banyak destinasi yang sudah populer atau menjadi hit bagi pelancong. Namun, masih ada yang masih berstatus ‘hidden gems’ dan belum begitu banyak diketahui.
Salah satunya adalah Danau Laut Tinggal, di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar). Secara administratif Danau Laut Tinggal menjadi bagian dari Desa Situak Ujung Gading, Kecamatan Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar).
Danau unik yang masih ‘perawan’ ini berada di ketinggian sekitar 1.940 mdpl. Kondisi alam di sekitar dana begitu asri dan alami, karena nyaris belum terjamah sama sekali.
Perawannya wilayah danau ini membuat banyak para penjelajah tertantang untuk menaklukkannya. Baru beberapa kali ekspedisi pendakian menuju ke danau ini.
Karena unik dan mempesonanya Danau Laut Tinggal, 2 peneliti dari Jerman, Dr. Renata Rabenstern dan Herwig Zahorka pun melakukan observasi dan riset.
Danau Laut Tinggal diapit oleh dua Gunung, yaitu Gunung Bendera dan Gunung Malintang serta dikelilingi oleh bukit-bukit. Berdiameter kurang lebih 3 km, warna air danau yang hijau tosca akan membuat mata tak henti untuk memandangnya.
Namun, air danau tersebut tidak dapat dikonsumsi, karena rasa air dan pH-nya yang menurut penelitian sangat rendah berkisar pH 2. Selain itu tidak ada hewan yang hidup di Danau tersebut, baik ikan maupun hewan lainnya.
Mengutip situs Kemenparekraf, belum ada penelitian lebih lanjut apa yang menyebabkan tidak adanya hewan yang hidup di danau ini. Namun menurut pendapat beberapa orang pakar, danau ini merupakan danau vulkanik.
Buktinya air danau ini mengandung sulfur yang berbahaya bagi tubuh, dan sumber mata air panas di kaki gunung membuktikan adanya aktivitas vulkanik di dalam perut gunung.
Meski begitu, bagi para pendaki dan petualang yang ingin berkemah di tepian danau ini jangan takut kesulitan persediaan sumber air bersih, karena ada aliran sungai kecil yang bermuara ke danau ini.
Pada malam hari saat cuaca cerah, bisa disaksikan keindahan Danau Laut Tinggal yang dihiasi bintang-bintang di atas langit.
Baca juga: Berlibur ke Danau Kembar Alahan Panjang Serasa di Eropa, Temukan Fakta-fakta Uniknya
Menurut Kemenparekraf, keindahan Danau Laut Tinggal pertama kali dipublikasikan melalui media internet oleh organisasi Mapala beberapa universitas di Sumbar, dan lewat sebuah video penelitian ekspeditor asal Jerman, Dr. Renata Rabenstern dan Herwig Zahorka di YouTube.
Renata Rabenstein dan Herwig Zahorska pernah menjelajah dan meneliti vegetasi dan kandungan air Danau Laut Tinggal, yang merupakan rangkaian penelitian yang mereka lakukan terhadap sekitar 292 danau di kawasan Asia Tenggara di awal tahun 2000.
Sebanyak 18 dari sekitar 139 danau di tanah air mereka teliti, termasuk delapan danau di Sumatra, salah satunya Danau Laut Tinggal.
Keduanya dibantu oleh 10 pemandu dari warga sekitar dan mereka tinggal di tepian danau selama beberapa hari untuk menyibak potensi danau tersembunyi tersebut. Dalam tayangan video yang diunggah di Youtube, Rabenstein dan Zahorska menunjukkan aktivitas penelitian mereka, seperti mengambil sampel daun, dan tanah.
Rabenstein yang dibantu dua pemandu juga menuju tengah danau yang berdiameter 1 km memakai perahu karet dan mengambil sampel air untuk diteliti. Sulfur yang terkandung sangat tinggi dan airnya tak layak dikonsumsi tubuh manusia. Derajat keasamannya mencapai pH 2.
“Ini adalah danau kawah hasil letusan purba dan nyaris tak terjamah tangan manusia, kami menyebutnya danau hantu dan berada dalam hutan primer. Tidak ada kehidupan biota di dalam danau yang kedalamannya kami ukur sekitar 62 meter dari bagian tengah danau.
Bentuk danau hampir bulat dan sekitar 300 meter di bawah bibir kawah Melintang. Lokasinya kira-kira di ketinggian 1.590 mdpl. Ada air masuk danau meski debitnya kecil,” tulis Rabenstein dalam laporannya yang dimuat di jurnal penelitian Senckenberg Research Institute, 9 Desember 2004.
Pernyataan Rabenstein sejalan dengan keterangan kanal Geoheritage di website Kementerian Energi Sumber Daya Mineral bahwa bentang alam Danau Laut Tinggal merupakan sisa kaldera Gunung Malintang era Kuarter.
Bebatuan di sekitar danau berupa andesit dan breksi hasil erupsi purba gunung tersebut. Perbukitan sisi selatan danau sampai ketinggian 1.940 mdpl berupa breksi vulkanik dengan kemiringan curam.
Sementara itu, penelitian lanjutan pernah pula dilakukan oleh 31 peneliti muda dari IPB University. Mereka adalah peneliti gabungan dari Fakultas Kehutanan, Perikanan dan Ilmu Kelautan, Peternakan, Pertanian, Ekonomi, dan Kedokteran Hewan. Mereka meneliti aspek keanekaragaman hayati, indeks kesesuaian wisata, analisis daerah operasi, dan daya tarik objek wisata alam.
Dalam kegiatan penelitian yang dilakukan selama 11 hari pada Januari 2023, mereka mendapati adanya 55 jenis flora, 13 jenis mamalia termasuk owa siamang sumatra (Symphalangus syndactylus).
Menurut Ketua Tim Penelitian IPB University Muchtar Abdul Majid, terdapat pula 25 jenis aviafauna di antaranya satwa terancam punah seperti burung rangkong atau hornbill (Bucerotidae), dan elang ular bido (Spilornis cheela).
Baca juga: Gubernur Mahyeldi Dukung Penggunaan Geotekstil Cegah Abrasi Pantai dan Danau di Sumbar
Mereka pun merekomendasikan kepada pemerintah kabupaten setempat supaya kawasan Danau Laut Tinggal ini dijadikan objek wisata berwujud ekowisata. Ini dilakukan sambil tetap mempertahankan kelestarian hutan sekitarnya karena masih sangat asri dan terjaga dipadu lokasi danau di ketinggian disertai sensasi perjalanan yang luar biasa. [*/pkt]
Baca berita Wisata terbaru dan berita Sumbar terbaru hanya di Padangkita.com.