Padang, Padangkita.com - Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumbar, Nanda Satria meyakini polisi bakal serius mengusut kasus penganiayaan terhadap Kepala Sekolah (Kepsek) Yayasan Pendidikan Agama Islam (PGAI) Padang, Yunarlis dan anaknya Taufikulhakim.
Rasa optimis tersebut dia sampaikan setelah ikut mengawal kasus ini dan mengadvokasi korban setelah membuat laporan ke Polresta Padang.
"Kejadian ini jadi keprihatinan kita bersama, apalagi di dunia pendidikan. Kita konsen mengawal dan mengadvokasi korban. Toh, salah seorang korban, Taufikulhakim rekan kita sebagai aktivis pemuda Sumbar," ujarnya kepada Padangkita.com, Jumat (4/11/2022).
Nanda mengaku sudah berkomunikasi dengan jaringan yang ada di kepolisian, termasuk dengan Kepala Satuan Reskrim Polresta Padang, Kompol Dedy Andriansyah Putra untuk mendorong agar kasus ini dapat disegerakan pengusutannya dan menindak para pelaku.
“Beliau menegaskan kasus ini diproses sesegera mungkin,” ungkapnya.
Pihaknya juga mengerahkan kawan-kawan di Bidang Hukum DPD KNPI untuk dapat terus mengadvokasi korban. “Kawan-kawan di Bidang Hukum siap dampingi korban hingga kasus ini tuntas,” katanya.
Nanda berharap polisi segera menangkap para pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.
"Saya mengecam sekali tindak kekerasan seperti ini. Pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum agar jera, sehingga kasus-kasus seperti ini tidak terjadi kembali,” lanjut Nanda.
Apalagi pihaknya mendapat informasi intimidasi terhadap korban telah berlangsung lama, dan masih ada sampai sekarang. "Ini kita sayangkan sekali. Di era seperti ini, masih ada tindakan premanisme seprti itu," tuturnya.
Yang dikhawatirkan juga hal-hal demikian mempengaruhi psikologis anak-anak yang belajar di sana. “Kita juga khawatirkan akan membuat adek-adek yang belajar di trauma akibat tindak kekerasan dan intimaidasi seperti itu," lanjutnya lagi.
Pihaknya berharap dengan proses hukum terhadap pelaku hingga dalang di belakangnya dapat menghentikan tindak kekerasan dan intimidasi yang sering menimpa korban, pengurus dan tenaga pendidikan di SMA PGAI.
Sebelumnya Yurnalis berserta anak kandungnya menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan oleh sekelompok orang di dalam sekolah.
“Saya diseret, dicekik, dipukul lalu dikeroyok oleh preman yang mengatasnamakan warga sekitar, di dalam pekarangan sekolah PGAI,” ujarnya.
Ia menyebutkan preman tersebut berjumlah 15 orang datang dan memukuli dirinya pada pukul 11.30 WIB dalam kegiatan proses belajar dan mengajar di sekolah tersebut.
“Pelakunya ada 15 orang, melakukan pengeroyokan secara beringas kepada saya,” katanya lagi.
Hal yang sama juga di alami oleh Anak kandungnya, Taufikulhakim yang datang ke sana setelah diberitahu ayaknya dikeroyok sekelompok orang. Kasus ini telah dilaporkan ke Polresta Padang.
Baca Juga: Konflik Internal di PGAI Sumbar Berujung Penganiayaan
Kasat Reskrim Polresta Padang Kompol Dedy Andriansyah Putra mengatakan, pihaknya telah menerima laporan tindak pindana pengeroyokan itu. Dalam laporan tersebut, kata Dedy, yang terlapor berinisial, AT, Ed, Er, Is, H dan ada beberapa orang lainnya. “Atas laporan tersebut, kita saat ini akan melakukan proses penyelidikan terhadap kasus penganiayaan tersebut,” katanya. [isr]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News