Jakarta, Padangkita.com - Kepala Riset PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, dikutip dari cnnindonesia.com mengatakan bahwa pasar semakin khawatir dengan perkembangan wabah Virus Corona di berbagai negara. Hal tersebut ternyata berdampak pada kenaikan harga emas.
"Tadi malam harga emas melejit ke level tertinggi selama tujuh tahun di level US$1.623 per troy ons," ucap Ariston.
Pada perdagangan internasional, harga emas berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.6123,2 per troy ons atau menguat 0,17 persen. Sementara, harga emas di perdagangan spot hanya naik 0,05 persen ke US$1.620,38 per troy ons pada pagi ini.
Sejalan dengan itu, di Indonesia, Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam juga mengalami kenaikan senilai Rp5 ribu per gram dari sebelumnya di level Rp788 ribu menjadi Rp793 ribu per gram pada Jumat (21/2) .
Sementara, harga pembelian kembali (buyback) mengalami kenaikan sebesar Rp6 ribu per gram ke level Rp714 ribu per gram pada hari ini.
Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp418 ribu, 2 gram Rp1,52 juta, 3 gram Rp2,26 juta, 5 gram Rp3,76 juta, 10 gram Rp7,45 juta, 25 gram Rp18,53 juta, dan 50 gram Rp36,98 juta. Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp73,9 juta, 250 gram Rp184,5 juta, 500 gram Rp368,8 juta, dan 1 kilogram Rp737,6 juta.
Menurut Ariston, jika kekhawatiran pasar terus berlanjut, harga emas berpotensi tembus ke level US$1.638 per troy ons.
"Potensi harga emas bergerak dalam rentang US$1.600 per troy ons sampai US$1.638 per troy ons," kata Ariston.
Meskipun mengalami kenaikan dan berpotensi terus naik, Ariston menyarankan agar pelaku pasar tetap waspada terhadap dampak dari Virus Corona. Ia menilai harga emas sejatinya sudah memasuki area jenuh beli (overbought).
"Pelaku pasar harus waspada kalau ada perubahan sentimen karena harga sudah terlihat overbought," pungkas dia. (*/pk-29).