Batusangkar, Padangkita.com - Dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai berpengaruh terhadap harga bahan pokok di Pasar Raya Batusangkar, Tanah Datar.
Dinas Koperasi dan Perdagangan (Koperindag) Tanah Datar mencatat, beras menjadi komoditi yang mengalami kenaikan signifikan. Beras jenis sokan saat ini dijual Rp13.500 per kilogram, sedangkan jenis anak daro dijual Rp14.000 per kilogram.
Harga ini naik dibandingkan bulan Juli lalu atau sebelum harga BBM naik. Kedua jenis beras itu berkisar Rp11.000 sampai Rp12.000 per kilogram.
Kabid Perdagangan Dinas Koperindag Yori Irawan menyebutkan, kenaikan harga beras tidak terlepas dari kenaikan biaya angkut yang sangat dipengaruhi oleh harga BBM.
"Kalau kita persentasekan, kenaikan harga beras ini mencapai 14% dari harga normal. Naiknya harga beras ini tentunya tidak lepas dari biaya angkutan yang ikut naik ya," kata Yori, Kamis (14/9/2022).
Selain beras, ungkap Yori, harga di atas normal juga terjadi pada komoditi lain seperti cabai merah keriting.
"Selain beras, harga cabai merah keriting yang dominan mengalami kenaikan sampai Rp70.000 per kilogram, sedangkan untuk harga normal Rp40.000 sampai Rp45.000 per kilogram," tambahnya.
Yori memprediksi harga cabai merah keriting akan bertahan di posisi Rp70.000. Namun, demikian harga akan berubah tergantung pada hasil panen cabai merah di Pulau Jawa. Sedangkan, untuk harga kebutuhan lain masih terpantau normal.
"Kalau kebutuhan lain, masih terpantau normal dan hal ini bisa disebabkan daerah kita Tanah Datar sebagai daerah penghasil bukan mendatangkan produksi dari luar," ujarnya.
Yori menambahkan untuk mengendalikan dampak kenaikan BBM terhadap harga kebutuhan masyarakat di pasaran, Dinas Koperindag berencana akan melakukan operasi pasar. Meski demikian, rencana tersebut masih menunggu petunjuk teknis dari pimpinan.
Baca juga: Presiden Jokowi Minta Pemda Gunakan APBD Atasi Masalah Akibat Kenaikan Harga BBM dan Inflasi
"Dalam menekan harga dari dampak kenaikan harga BBM ini, sesuai instruksi pemerintah pusat, kita juga akan melakukan operasi pasar. Tapi sampai kini kami masih menunggu juknis dari penggunaaan dana belanja tidak terduga atau BTT," tukasnya. [djp/pkt]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News