Tuapejat, Padangkita.com - Jumlah masyarakat yang mengungsi pasca-gempa magnitudo 6,1 Mentawai bertambah menjadi 3.277 orang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kepulauan Mentawai, Novriadi mengatakan, sebelumnya jumlah pengungsi tercatat 2.326 orang.
Data jumlah pengungsi tersebut baru di Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat, Kepulauan Mentawai.
"Namun, pagi ini kita ada dapat data tambahan, ternyata ada lagi pengungsi di Desa Simatalu (Kecamatan Siberut Barat). Kemarin kan belum terdata," ujarnya saat dihubungi Padangkita.com via telepon, Rabu (31/8/2022).
Dia menuturkan, jumlah pengungsi di desa tersebut mencapai 951 orang tersebar di tiga dusun. "Jadi, total pengungsi 3.277 orang," jelasnya.
Menurut Novriadi, kebanyakan warga mengungsi pada malam hari di perbukitan, sedangkan pada siang hari mereka kembali beraktivitas di perkampungan.
Dia mengakui, pembagian logistik terhadap masyarakat terdampak gempa belum merata. Hal tersebut karena kantong-kantong pengungsian ada yang jauh sehingga belum terjangkau.
Hari ini, pihaknya berupaya memberikan bantuan ke wilayah yang belum terjangkau.
"Saat ini kita sedang persiapan bantuan logistik tambahan dari BNPB, dunia usaha, masyarakat, Kementerian Sosial. Kita sedang persiapan di Tua Pejat. Jika cuaca baik, kota distribusikan ke sana lewat kapal," ungkapnya.
Sementara, untuk data sementara kerusakan akibat gempa, ada delapan rumah warga yang rusak tersebar di dua desa.
"Tiga rumah warga rusak di Desa Simalegi, sedangkan di Desa Simatalu ada lima rumah warga yang rusak. Di Desa Simalegi, ada satu rumah yang rusak berat. Selain itu, ada yang rusak sedang dan rusak ringan," sebutnya.
Baca Juga: Gempa Mentawai: Pemkab Tetapkan Masa Tanggap Darurat Selama 3 Minggu
Selain itu, sejumlah fasilitas umum juga rusak akibat gempa bermagnitudo 6,1 yang mengguncang Mentawai, Senin (29/8/2022) lalu, seperti sekolah, gereja, kantor camat, dan sebagainya. [fru]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News