Lubuk Basung, Padangkita.com - Petani tebu di Nagari Lawang, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam mengatakan terjadi penurunan permintaan tebu baik untuk pasar lokal maupun ke luar daerah.
Marlin Tanjung, 59 tahun, salah seorang petani tebu di Nagari Lawang merinci penurunan permintaan tebu terjadi sejak mewabahnya Covid-19 di Indonesia. Menurutnya sebelum terjadinya Covid-19 para petani rutin mengirim tebu ke Pulau Jawa.
"Sebelum Corona, kami rutin mengirim tebu batangan ke Pulau Jawa tapi sekarang tidak ada lagi," katanya, Sabtu (25/7/2020).
Ia menjelaskan sebelum terjadinya Covid-19 para petani tebu di Lawang tinggal mengirimkan tebu kepada pemesan atau masing-masing langganan.
Sedangkan untuk harga tebu dijual antara Rp3.000 hingga Rp3.300 per batang. Untuk harga tebu sendiri tidak mengalami perubahan baik sebelum atau pun di masa pandemi Covid-19 ini.
Baca juga: Tiga Hari Pengusiran, Jejak Harimau di Sungai Puar Tak Lagi Ditemukan
Disamping berladang tebu, Marlin dan keluarganya juga merupakan pedagang di kawasan wisata Puncak Lawang salah satu destinasi wisata unggulan Kabupaten Agam.
Sama halnya seperti bisnis tebu, kunjungan wisata baik dari Sumbar atau pun dari luar Sumbar juga sepi. menurutnya sejumlah warung yang dilengkapi dengan spot fotografi yang indah tidak lagi berjalan.
"Kunjungan wisatawan pun sepi. Biasanya Sabtu-Minggu kami berharap dari pengunjung yang datang ke tempat wisata ini (Puncak Lawang)," jelasnya.
Marlin dan sejumlah petani tebu lainnya berharap pemerintah setempat mencarikan solusi agar perekonomian masyarakat setempat bisa kembali pulih seperti biasanya. [*/abe]