Daftar Gempa Paling Merusak di Wilayah Aceh Barat, 2004 Sebanyak 283.100 Orang Meninggal

Daftar Gempa Paling Merusak di Wilayah Aceh Barat, 2004 Sebanyak 283.100 Orang Meninggal

Peta analsis gempa di wilayah Pantai Selatan Kota Meulaboh, Aceh. [Sumber: BMKG}

Padang, Padangkita.com – Gempa kuat M6,2 yang mengguncang wilayah Pantai Selatan Kota Meulaboh, Aceh dini hari tadi (24/9/2022), memang perlu diwaspadai.

Soalnya, di sekitar wilayah tersebut punya catatan sejarah gempa yang sangat merusak. Setidaknya menurut catatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ada tiga kali gempa besar yang paling merusak terjadi di wilayah Aceh Barat tersebut.

Berdasarkan data BMKG, berikut tiga gempa paling merusak terjadi di sekitar wilayah Aceh Barat:

Gempa yang terjadi pada 26 Desember 2004 dan menimbulkan tsunami. Kekuatan gempa ini sangat dahsyat, mencapai M9,0 yang berpusat atau episenter pada koordinat 3.29; 95,98. Selain itu, gempa ini juga tergolong gempa dangkal, di kedalaman 30 km.

Akibat gempa ini, sebanyak 283.100 orang meninggal, 14.100 orang hilang dan 1.126.900 orang mengungsi.

Kemudian gempa yang terjadi pada 28 Maret 2005 dengan kekuatan M8,6. Gempa ini berpusat atau episenter pada koordinat 2.08; 97.10, di kedalaman 30 km. Sehingga gempa ini ini juga termasuk gempa dangkal.

Gempa yang menimbulkan tsunami ini menyebabkan 1.303 orang meninggal, lebih dari 340 orang luka-luka dan lebih dari 300 bangunan rusak.

Selanjutnya, gempa yang terjadi pada 7 April 2010 dengan kekuatan M7,6. Pusat atau episenternya pada koordinat 2.33; 97.02, pada kedalaman 34 km. Gempa ini juga termasuk gempa dangkal.

Dampak gempa yang juga menimbulkan tsunami ini, sebanyak 5 orang luka berat, 17 orang luka ringan, 64 rumah rusak berat, 275 rumah rusak sedang, dan 824 rumah rusak ringan.

Oleh sebab itu, menyikapi gempa yang terjadi dini hari tadi, BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Menurut Deputi Bidang Geofisika BMKG, Suko Prayitno Adi, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke Lempeng Eurasia.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault ),” ungkap Suko Prayitno Adi dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/9/2022) siang.

Suko menyebutkan, gempa susulan masih dapat terjadi, sehingga masyarakat diminta tetap tenang tetapi waspada kemungkinan terjadinya gempa susulan signifikan.

“Masyarakat yang tempat tinggalnya sudah rusak, rusak sebagian atau miring diimbau untuk tidak tinggal dirumah karena jika terjadi gempa susulan signifikan dapat mengalami kerusakan lebih berat bahkan bisa roboh,” ingat Suko.

Ia juga mengimbau masyarakat perlu waspada dengan kawasan perbukitan dengan tebing curam karena gempa susulan signifikan dapat memicu longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).

Baca juga: Gempa Kuat Guncang Pantai Selatan Meulaboh Dini Hari, Ini Penjelasan Lengkap BMKG

“Masyarakat diminta tidak percaya berita bohong atau hoaks mengenai prediksi akan terjadi gempa dengan magnitudo yang lebih besar dan memicu tsunami,” ujar Suko. [*/pkt]

 

*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News

Baca Juga

Bersahabat dengan Gempa dan Mitigasi 'Separasi'
Bersahabat dengan Gempa dan Mitigasi 'Separasi'
Peringatan Gempa 30 September, Mahyeldi akan  Perkuat Kolaborasi untuk Mitigasi Bencana
Peringatan Gempa 30 September, Mahyeldi akan Perkuat Kolaborasi untuk Mitigasi Bencana
Peringatan 15 Tahun Gempa 7,6 SR: Pentingnya Kesiapsiagaan dan Pentahelix Kebencanaan
Peringatan 15 Tahun Gempa 7,6 SR: Pentingnya Kesiapsiagaan dan Pentahelix Kebencanaan
Alat Peringatan Dini Galodo Berbasis Komunitas di Sumbar Dipasang Tahun Ini, Begini Cara Kerjanya
Alat Peringatan Dini Galodo Berbasis Komunitas di Sumbar Dipasang Tahun Ini, Begini Cara Kerjanya
Usai Bertemu Kepala BMKG, Mahyeldi Imbau Masyarakat Jauhi Zona Merah Banjir-Longsor
Usai Bertemu Kepala BMKG, Mahyeldi Imbau Masyarakat Jauhi Zona Merah Banjir-Longsor
Anomali Cuaca, Ketua DPD RI Minta Pemda Koordinasi Mitigasi dengan BRIN dan BMKG
Anomali Cuaca, Ketua DPD RI Minta Pemda Koordinasi Mitigasi dengan BRIN dan BMKG