Padangkita.com - China, Rusia, dan Kuba terpilih sebagai anggota Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal ini dikecam oleh aktivis hak asasi manusia internasional.
Menyadur The Guardian, Rabu (14/10/2020), para aktivis memohon kepada negara-negara Uni Eropa untuk berkomitmen dengan tidak memberi dukungan kepada negara-negara tersebut.
LSM pemantau yang berbasis di Jenewa, UN Watch, menggambarkan situasi terpilihnya China dan Rusia sebagai Dewan HAM PBB bagai terpidana pembakaran yang bergabung dengan tim pemadan kebakaran.
Pada briefing yang diselenggarakan oleh UN Watch, Yang Jianli, presiden dari Citizen Power Initiatives for China dan mantan tahanan politik menyebut negaranya banyak melanggar HAM.
“China terlibat dalam penghancuran kebebasan politik di Hong Kong. Dengan standar apapun China telah menyalahgunakan prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia PBB," kata Yang Jainli.
Dia mengatakan negara-negara demokrasi memiliki kewajiban untuk memberikan suara menentang Beijing.
Para korban pelanggaran HAM di China disebut Jainli juga berhak mengetahui bagaimana negara-negara demokrasi memberikan suara dalam pemungutan suara rahasia.
Sementara Rosa María Payá, seorang aktivis hak asasi manusia Kuba dan putri almarhum pembangkang Oswaldo Payá menyebut kuba akan menggunakan kursi Dewan HAM PBB untuk melindungi impunitas mereka.
"Memastikan berbagai tuduhan terhadap mereka dan teman-teman kriminal di Venezuela, Cina, Rusia, dan Belarusia tidak makmur," kata Paya.
"Kelompok-kelompok ini bertindak dalam geng yang berkonspirasi bersama untuk menutupi fakta dan mengosongkan isi dan efektivitas dewan hak asasi manusia."
Sedangkan Vladimir Kara-Murza, seorang pembangkang Rusia yang dua kali diracun, menganggap negaranya tak pantas duduk di kursi terhormat itu mengingat kasus yang terjadi belakangan ini.
Rusia ducurigai jadi dalang kasus keracunan yang dialami politikus oposisi Moskow, Alexei Navalny. Racun syaraf sempat membuat Navalny koma sebelum akhirnya bisa pulih usai mendapat bantuan medis Jerman.
"Alexei Navalny telah diracuni oleh agen saraf kelas militer yang sangat terkontrol yang diproduksi oleh negara Rusia yang telah digunakan selama bertahun-tahun oleh dinas keamanan Rusia, tidak menyisakan keraguan siapa yang berada di belakang serangan ini," beber Kara-Murza.
"Jika ini memiliki arti, para pelanggar hak asasi manusia yang paling buruk tidak boleh diizinkan untuk diberi cap persetujuan," tambahnya.
China, Rusia, Kuba, serta Pakistan terpilih menjadi anggota Dewan HAM PBB untuk periode tga tahun ke depan terhitung pada 2021.
Mereka terpilih setelah mendapat suara terbanyak dalam voting di markas besar PBB di New York, Selasa (13/10/2020).
Selain empat negara tersebut, Arab Saudi turut masuk bursa kandidat Dewan HAM PBB. Namun mereka pada akhirnya gagal terpilih. [*/try]