Padangkita.com - Untuk pertama kalinya, Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan upacara wisuda secara daring (online) melalui aplikasi zoom, Minggu (21/6/2020). Melalui pengumuman yang didapat calon wisudawan, ruangan wisuda yang disediakan UNP sudah bisa diakses mulai pukul 06.30 hingga menjelang pukul 08.00 WIB. Jika waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB, calon wisudawan tidak bisa lagi masuk ke ruangan wisuda daring tersebut.
Pengumuman itu lantas membuat para calon wisudawan cemas jika nantinya telat mengakses ruangan wisuda tersebut, terlebih ketika jaringan di rumah masing-masing terganggu. Rasa cemas itu turut dirasakan oleh Desi Tiara Putri, mahasiswa UNP yang mengambil program studi Pendidikan Bahasa Indonesia (S1).
Kepada Padangkita.com, mahasiswa yang akrab dipanggil Putri itu mengaku sedikit telat mengakses ruang wisuda daring yang disediakan UNP. Desi baru mengakses ruang zoom itu pada pukul 07.30 WIB.
Sebab, ia tetap berdandan layaknya persiapan untuk wisuda seperti biasa. Putri tetap memakai make up dan mengenakan kebaya meski upacara wisuda dilakukan secara daring.
Saat itu, Putri merasa cemas karena teman-temannya yang lain sudah masuk ke dalam ruang wisuda daring, sedangkan ia masih harus menunggu host memberi izin untuk masuk. Karena tak kunjung diizinkan masuk saat waktu sudah hampir menunjukkan pukul 08.00 WIB, ia memutuskan untuk keluar, lalu mengakses ulang melalui meeting ID dan password yang diberikan.
"Jadi tepat delapan menit menjelang pukul 08.00, Putri keluar dulu dan memasukkan kembali meeting ID dan password-nya. Di sana rasanya cemas sekali karena kan pukul 08.00 tidak lagi dibolehkan masuk sedangkan Putri belum masuk ke ruang wisuda," kenangnya.
Pada detik-detik terakhir menjelang pukul 08.0 WIB, lanjut Putri, ia bersyukur karena diizinkan masuk oleh host. Putri langsung lega, senang bercampur haru karena bisa memasuki ruang wisuda daring UNP.
Ditanya bagaimana perasaannya diwisuda secara daring, Putri mengatakan ada sedih dan senangnya. Sedih, karena euforia wisuda kali ini sangat berbeda. Mulai dari tidak ada pemindahan toga oleh rektor hingga tidak ada sesi foto bersama teman-teman di kampus."Rasanya nano-nano gitu. Ada rasa harunya karena kita sudah selesai kuliahnya, ada senangnya karena dekat dengan keluarga. Tapi ya bersyukur sajalah ya karena sudah dapat gelar walau belum ada ijazahnya kayak teman-teman yang diwisuda langsung," kata Putri.
Terlepas dari itu, ia mengaku senang karena tidak perlu melakukan legalisir ijazah karena ijazah para wisudawan pada periode 119 ini dikirim ke email masing-masing dengan menggunakan tanda tangan digital.
Hal yang sama pun dirasakan oleh Julia Fitri yang juga mengambil program studi Pendidikan Bahasa Indonesia (S1) di UNP. Julia mengaku, meski upacara wisuda dilakukan secara daring, tetap berdandan mengenakan make up dan baju yang pantas.
Berdandan Sejak Pagi
Pagi itu, Julia bangun pukul 05.15 WIB dan langsung mandi untuk kemudian salat Subuh. Setelah salat, ia dengan harap-harap cemas menunggu perias yang telah ia minta datang mendadani dirinya. Lima menit menjelang pukul 06.00 WIB, Julia baru bisa bernapas lega karena orang yang akan mendadaninya sudah datang.
Butuh waktu lama juga bagi perias untuk mendandani mahasiswa yang menjadi lulusan terbaik fakultasnya itu. Hingga akhirnya pada pukul 07.02, perias selesai mendadani wajah Julia, tetapi belum dengan baju dan pakaian wisudanya.
Saat itulah Julia pergi dulu ke rumah neneknya yang berdampingan dengan rumahnya untuk menyambungkan laptop ke internet dan mengakses aplikasi zoom. Pasalnya, Julia akan melakukan wisuda daring itu di rumah neneknya, tidak di rumah sendiri supaya keluarga besar lebih leluasa berkumpul.
Bukan hal yang mudah memang saat mencoba menghubungkan laptop ke internet, terlebih pagi itu ia lupa mengisi ulang paket internet melalui “voucher” yang telah dibeli sehari sebelumnya.
"Saat akan mengakses aplikasi zoom itu lupa kalau paket internet sudah habis dan lupa juga isi ulang. Jadi kayak ada gregetan gitu. Pas pula jilbab dan baju hitam serta toga belum terpasang karena baru aja selesai make up," katanya.
Saat sudah selesai memakai jilbab dan atribut wisudanya, Julia tetap dihinggapi perasaan harap-harap cemas karena host belum mengizinkan masuk ke ruang wisuda daring UNP.
Julia mengaku sempat kesal karena saat ia cemas belum masuk ke zoom, ada temannya yang menghubunginya lewat ponsel sehingga jaringan internet di laptopnya hilang lagi. Pasalnya, jaringan internet tersebut berasal dari hotspot paket data di ponselnya.
Pada pukul 07.40 WIB, Julia baru diizinkan masuk oleh host, ia merasa lega seketika. Cemasnya hilang. Julia mengikuti wisuda daring melalui laptop karena layarnya lebih besar dan membuat ia leluasa melihat siapa saja peserta di dalamnya. Ia juga menyambungkan laptop itu ke speaker agar suaranya lebih jelas terdengar oleh keluarga di rumah.
Julia tidak hanya sendirian di depan laptop, ia didampingi sang ibu dan anggota keluarga yang lainnya. Mereka semua duduk di ruang keluarga. Meski wisudanya daring, Julia mengatakan suasana wisuda di rumahnya lumayan ramai. Sanak famili dan tetangganya ikut datang ke rumah melihat prosesi wisuda daring tersebut.
Selang beberapa waktu setelah pembukaan, pidato rektor, dan orasi ilmiah, tibalah saatnya pengumuman lulusan terbaik di semua tingkat, mulai dari doktor, magister, S1, hingga diploma. Pada detik-detik tersebut, dengan bangganya Julia bersorak ketika namanya disebut sebagai lulusan terbaik pada fakultas tempatnya menimba ilmu dengan perolehan IPK 3,80.
Selanjutnya, upacara wisuda daring itu dilanjutkan dengan pelantikan para wisudawan yang ditandai dengan pemindahan toga oleh masing-masing keluarga para wisudawan mewakili Prof. Dr. Ganefri, Ph.D selaku Rektor UNP.
Sekitar lima menit berlalu, acara selanjutnya yaitu pembacaan nama-nama wisudawan dari setiap jurusan dan fakultas di UNP. Upacara wisuda daring itu lalu ditutup sekitar pukul 11.00 WIB, satu jam lebih cepat dari jadwal yang telah direncanakan.
Julia pun mengaku lega karena upacara wisuda daring periode ke-119 UNP telah selesai meski di tengah-tengah acara beberapa kali sinyal internet di rumahnya lemah. Meski begitu, dengan berakhirnya upacara wisudadaring tersebut, gelar S.Pd. telah sah melekat di akhir namanya sehingga menjadi Julia Fitri, S.Pd.
Ia pun tak henti-hentinya mengucap syukur atas gelar yang telah diperjuangkannya selama kuliah di UNP. Bagi Julia, meski acara wisudanya tidak meriah seperti teman-temannya yang telah diwisuda, ia tetap bahagia karena ia berada di tengah-tengah keluarga serta teman-temannya semasa sekolah.
Ucapan selamat dan doa serta dukungan silih berganti dari teman-temannya yang sama-sama menimba ilmu di UNP meski hanya melalui pesan di aplikasi WhatsApp.
Momen hari bahagianya itu juga turut diabadikan oleh gadis berusia 23 tahun itu dengan menyewa jasa fotografer. Setelah sah menjadi sarjana, Julia melakukan sesi foto keluarga dan foto bersama teman sekolahnya yang meluangkan waktu untuk datang ke rumahnya.
"Alhamdulilah. Meski wisuda online, keluarga banyak yang berkumpul di rumah. Ada teman-teman juga yang datang memberi selamat, ada yang membawa kado juga. Jadi euforianya tetap ada meski tak semeriah wisuda langsung di kampus UNP," kata Julia penuh syukur. [jly]