
Komoditas bawang dikembangkan melalui koperasi (Foto: Aidil Sikumbang)
Padangkita.com – Tahun ini, Kabupaten Solok menargetkan produksi bawang merah mencapai 50.000 ton untuk mendukung terpenuhi kebutuhan bawang dalam negeri.
“Tahun ini bisa sampai 50.000 ton, tahun lalu hanya skeitar 49.000 ton,” kata Gusmal, Bupati Solok, Kamis (7/9/2017) lalu.
Ia menuturkan target produksi 50.000 ton bisa terpenuhi asalkan semua pihak ikut terlibat dalam mendorong pengembangan komoditas tersebut, termasuk soal harga yang menguntungkan petani.
Selama ini, katanya, harga bawang merah selalu bergejolak, sehingga saat pasokan berlimpah petani merugi karena harga jadi anjlok.
Ia mencontohkan saat banjir pasokan bawang merah pada awal tahun ini, harga bawang di tingkat petani sangat rendah, hanya di kisaran Rp10.000 – Rp15.000 per kilogram, sehingga banyak petani bawang yang merugi.
Gusmal meminta ada kepastian pasar pagi produk bawang merah dari pemerintah, sehingga saat pasokan berlimpah sekalipun, harga tetap terkendali dan petani tidak dirugikan.
“Yang penting bagi petani adalah harganya stabil, tidak anjlok seperti di awal tahun ini,” ujar Gusmal.
Menurutnya, produksi bawang merah Solok merupakan yang terbesar di Sumatra, dengan wilayah budidaya di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Lembah Gumanti, Danau Kembar, dan Pantai Cermin.
Ia mengatakan kendala yang dihadapi petani setempat adalah terbatasnya akses pasar, sehingga harga menjadi rendah saat pasokan berlimpah.
Selain itu, pengelolaan pertanian yang belum maksimal, dan minimnya diversifikasi produk sehingga belum memberikan nilai tambah kepada petani.