Bung Hatta, Sepakbola, dan Franz Beckenbauer

Lampiran Gambar

Padangkita.com - Jika saja Mohammad Hatta terus bermain bola di sepanjang hidupnya mungkin saja dia bisa menjadi legenda penting dalam dunia sepak bola tanah air. Sayang, itu tidak dilakukannya. Dia lebih memilih menjadi politikus yang mengantarkan dirinya menjadi tokoh proklamator republik ini.

Mungkin banyak yang telah membaca sejarahnya sewaktu muda, Mohammad Hatta atau Bung Hatta ternyata juga pernah merasakan nikmatnya memainkan dan menjadi pemain olahraga paling popular di dunia tersebut. Dan posisinya adalah gelandang serang.

Sewaktu menjadi pemain sepakbola, Bung Hatta dipanggil teman-teman Belandanya dengan "Onpas Seerbar" (sukar Diterobos). Panggilan yang mengingatkan kita pada gaya permainan legenda Jerman Frans Beckenbauer.

"Tubuhnya kecil tapi sulit dilewati. Jika membawa bola dari belakang sulit dihentikan. Gaya ini (sweeper) yang dicetuskan oleh Franz ketika bermain. Kalau seperti ini gaya bermain Bung Hatta, maka sejarah perlu ditulis ulang," kata S Metron Madison, pecinta dan pengamat sepakbola.

Dimasa remajanya Bung Hatta kerap kali bermain bola di Plein van Rome, sekarang menjadi lapangan Imam Bonjol Padang. Setiap sore dia bersama teman-teman sebaya dan teman-teman Belandanya bermain di sana. Saat ia bergabung dalam klub sepakbola Young Fellow.

Kecintaan Bung Hatta terhadap sepakbola dimulai sejak anak-anak, dikutip dari berbagai sumber, Bung Hatta seringkali bermain sepakbola bersama teman-temannya.

Bola yang dimainkan ketika itu terbuat dari karet yang diwarnai, inilah bola yang dimiliki oleh Bung Hatta, dan milik temannya terbuat dari rotan. Bola itu saling bergantian digunakan saat bermain.

Kelihaian Bung Hatta dalam bermain sepakbola semakin terlihat saat ia memasuki organisasi Perkumpulan Pemuda Sumatera atau JSB (Jong Sumatranen Bond) cabang Padang.

Meski berisi sejumlah anak Belanda, Bung Hatta mampu tampil menonjol dan memberikan prestasi bagi klubnya. Berkat penampilan apik Hatta, dia bersama timnya bahkan merebut dan mempertahankan juara Sumatera Selatan Cup selama tiga tahun berturut-turut.

Rekan sepermainannya, Bahder Johan mengatakan, posisi Bung Hatta saat memperkuat klub sepakbola di bawah JSB adalah sebagai Goal Getter atau penyerang tengah. Dia yang menjadi tumpuan bagi klubnya untuk mencetak gol.

Ia dikenal dengan permainan yang lihai dan lincah dalam menggiring dan memainkan bola. Ia dapat menembakkan bola dengan keras untuk membobol gawang lawan.

Sayangnya kecintaan Bung Hatta terhadap sepakbola tidak diteruskannya. Setelah melanjutkan studi ke tanah Jawa dan Belanda, tak ada catatan apakah Bung Hatta tetap gemar bermain sepak bola.

Bung Hatta yang kemudian kita kenal adalah mahasiswa yang kritis dan berpandangan pemberontak revolusioner. Sosok yang banyak berpikir dan melahirkan gagasan-gagasan tentang kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia.

Begitupun selama masa pergerakan, Bung Hatta lebih banyak menghabiskan waktunya untuk memikirkan bangsa ini. Dan bermain sepakbola mungkin tak lagi terpikir dalam benaknya.

Cetatan mengenai Bung Hatta dan sepakbola ketika masa perjuangan adalah sewaktu menjalani pengasingan di Banda Neira. Cuma, Bung Hatta dan Bung Syahrir bermain bola kala itu hanya untuk menghilangkan suntuk dan mengisi hari-hari mereka selama di pengasingan.

Selama di Banda Neira, kehadiran Bung Hatta dan Bung Sjahrir cukup menyita perhatian masyarakat, begitupun saat bermain sepakbola.

Saat di Banda Neira, Bung Hatta tergabung dalam perkumpulan sepak bola yang disebut “Kampung Ratu”.

Di dalam perkumpulan sepak bola ini Bung Hatta bermain dengan posisi pemain bertahan atau bek, sedangkan Bung Sjahrir bermain dengan posisi sayap kanan atau right winger.

Apabila Bung Hatta dan Bung Sjarhrir bermain maka ramailah orang-orang berdatangan untuk melihat aksinya.

Selain untuk melihat permainan ciamik dari kedua tokoh Bung Hatta dan Bung Sjahrir, para masyarakat juga ingin melihat gaya “khas” yang diperlihatkan Bung Hatta dalam berbusana dan gaya bermain sepakbolanya.

Tapi Bung Hatta dan Bung Syahrir bermain bola hanya untuk mengisi hari-hari mereka selama di pengasingan. Selain itu, Bung Hatta dan Syahrir lebih banyak membaca dan menulis selama berada di pengasingan tersebut.

"Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekadar nama dan gambar seuntaian pulau di peta...." - Mohammad Hatta

Tag:

Baca Juga

Kenakalan Remaja: Fenomena Sosial yang Mengkhawatirkan
Kenakalan Remaja: Fenomena Sosial yang Mengkhawatirkan
Tembus Pasar Internasional, Perusahaan Lokal Pariaman Ekspor 140 Ton Pinang ke India
Tembus Pasar Internasional, Perusahaan Lokal Pariaman Ekspor 140 Ton Pinang ke India
Pemprov akan Bangun Kantor MUI Sumbar Bertingkat 5 dengan Anggaran Rp24 Miliar
Pemprov akan Bangun Kantor MUI Sumbar Bertingkat 5 dengan Anggaran Rp24 Miliar
Bank Nagari Ingin Ikut Pembiayaan Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik, Sanggup Rp500 Miliar
Bank Nagari Ingin Ikut Pembiayaan Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik, Sanggup Rp500 Miliar
Survei Pilkada Limapuluh Kota
Survei Pilkada Limapuluh Kota
Audy: Perjuangan Hari Ini Mengembangkan Kualitas Pendidikan dan Majukan Bangsa
Audy: Perjuangan Hari Ini Mengembangkan Kualitas Pendidikan dan Majukan Bangsa