Bukan 'Boedi Oetomo', Organisasi Sosial Pertama di Indonesia Ternyata dari Padang

Bukan 'Boedi Oetomo', Organisasi Sosial Pertama di Indonesia Ternyata dari Padang

Ilustrasi Boedi Oetomo (Foto: Ist)

Padangkita.com - Dari banyak literasi dan catatan sejarah, organisasi sosial atau organisasi kepemudaan yang diduga pertama kali berdiri di Indonesia adalah 'Boedi Oetomo' atau mungkin juga Perhimpoenan Hindia atau ‘Indische Vereeniging'.

Boedi Oetomo merupakan organisasi pergerakan nasional yang dibentuk di tanggal 20 Mei 1908 di Batavia, Jakarta yang dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo. Sedangkan Perhimpoenan Hindia atau ‘Indische Vereeniging’ didirikan tanggal 25 Oktober 1908 di Leiden, Belanda.

Kedua organisasi ini punya motif sebagai sebuah organisasi modern yaitu punya pemimpin, ideologi dan anggota yang jelas.

Namun berdasarkan catatan Poestaha Depok, organisasi sosial pertama di Indonesia ternyata bukanlah 'Boedi Oetomo' atau 'Perhimpoenan Hindia', namun organisasi sosial dari kota Padang. Namanya 'Medan Perdamaian".

Organisasi sosial 'Medan Perdamaian' didirikan di Padang pada tahun 1900. Organiasi ini digagas oleh Dja Endar Moeda. Beliau langsung menjadi ketua pertama organisasi ini.

Dja Endar Moeda adalah editor surat kabar pribumi pertama di Indonesia (1897) di koran Pertja Barat yang terbit di Padang.

Saleh Harahap gelar Dja Endar Moeda adalah lulusan sekolah guru Kweekschool Padang Sidempuan 1884 (mantan murid Charles Adrian van Ophuijsen).

Setelah pensiun menjadi guru, beliau mendirikan sekolah swasta di Padang (1895) kemudian menjadi editor surat kabar Perja Barat (1897) dan tahun 1900 Dja Endar Moeda mengakuisisi koran dan percetakan Pertja Barat menjadi milik pribadinya.

Uniknya organisasi ini tidak menggunakan embel-embel nama daerah atau kedaerahan. Organiasi 'Medan Perdamaian' ini bersifat nasional (multi etnik) ini didirikan bahkan jauh sebelum adanya organisasi Boedi Oetomo yang bersifat kedaerahan (Jawa).

Medan Perdamaian adalah organisasi yang tidak eksklusif bagi dirinya sendiri. Medan Perdamaian ketika masih dipimpin oleh direktur (ketua) Dja Endar Moeda pada tahun 1902 sebagaimana dilaporkan De Locomotief (edisi 21-08-1902) bahkan telah memberi sumbangan bagi peningkatan pendidikan di Semarang sebesar f 14.490.

Uang tersebut diserahkan melalui Charles Adrian van Ophuijsen yang saat itu menjabat sebagai Direktur Pendidikan Province Sumatras Westkust (Pantai Barat Sumatra).

Ini dengan sendirinya menunjukkan bahwa Medan Perdamaian, organisasi sosial pribumi pertama di Indonesia membuktikan sifatnya yang memang multi etnik dengan sasaran seluruh populasi (pribumi) di seluruh Nederlandsch Indie (Hindia Belanda).

Pada tahun 1907 Medan Perdamaian juga didirikan di Medan dan Fort de Kock (Bukittinggi). Organisasi cabang Medan Perdamaian ini membentuk klub sepakbola bernama 'Medan Perdamaian' yang ikut berkompetisi tahun 1908 di Medan.

Medan Perdamaian juga didirikan di Palembang dan juga eksis di Batavia. Organisasi sosial Medan Perdamaian Batavia ini dipimpin oleh Mohamad Sjafe'i dengan wakil Tjik Nang.

Dalam perkembangan lebih lanjut organisasi Medan Perdamaian juga didirikan di Pematang Siantar dan mendapat badan hokum tahun 1931. Pada tahun 1932 Medan Perdamaian mendapat saingan dari organisasi sosial Taman Persahabatan.

Tujuan dari pendirian organisasi 'Medan Perdamaian' di Bukittinggi adalah untuk mewakili kepentingan anggota dan masyarakat untuk mencapai kemajuan.

Untuk merealisasikan cita-cita tersebut, 'Medan Perdamaian' menerbitkan majalah yang berisi ilmu pengetahuan tentang pertanian, peternakan, industri, pendidikan, kesehatan di kampung, keadilan, dan lain-lain.Pada waktu itu, organisasi (cabang) Fort de Kock ini sudah memiliki anggota sekitar 700 orang dan tersebar di beberapa wilayah.

Pernyataan tersebut tertuang dalam berita yang terbit pada tahun 1908.

Soerabaijasch handelsblad, 20-10-1908: "Pada pertemuan asosiasi Boedi Oetomo, yang diselenggarakan di Djokdjakarta 3 Oktober 1908 (Kongres pertama Boedi Oetiomo, red) pemerintah menanggapi pertanyaan dari Bupati Temanggoeng bahwa di luar Djawa sudah ada asosiasi sejenis. (seperti misalnya) Medan Perdamaian di Fort de Kock yang didirikan 17 Oktober 1907. Organisasi Medan Perdamaian (sebagaimanai) diketahui bertujuan untuk mewakili kepentingan anggota dan populasi dalam satu kata: kemajuan. Untuk mencapai tujuan, organisasi Medan Perdamaian telah diputuskan menerbitkan majalah (maandelijksch) yang akan dicetak dan diterbitkan oleh penerbit pribumi Dja Endar Moeda di Padang yang akan berisi ilmu sehari-hari yang berguna dan yang diperlukan di bidang pertanian, peternakan, industri, pendidikan, kesehatan di kampung, keadilan, dll. Organisasi (cabang) Fort de Kock ini sudah memiliki anggota 700 orang".

Medan Perdamaian dan Boedi Oetomo hingga tahun 1917 keduanya masih eksis. Dua organisasi sosial kemasyarakatan ini selama ini didominasi oleh golongan senior (lebih tua).

Baca Juga

Perantau Yakin Andre Rosiade Bisa Tuntaskan Pembangunan Jalan Tol di Sumbar
Perantau Yakin Andre Rosiade Bisa Tuntaskan Pembangunan Jalan Tol di Sumbar
Calon Wali Kota Padang
Calon Wali Kota Padang
Pemko Padang Lelang 64 Mobil, Cek di Sini Daftar Kendaraan, Syarat dan Ketentuannya
Pemko Padang Lelang 64 Mobil, Cek di Sini Daftar Kendaraan, Syarat dan Ketentuannya
Alokasikan Rp137 Miliar, Pemprov Target Perbaikan Jalan Rusak Tanah Datar selesai 2024
Alokasikan Rp137 Miliar, Pemprov Target Perbaikan Jalan Rusak Tanah Datar selesai 2024
Ada Perubahan, Ini Aturan Terbaru soal One Way Padang – Bukittinggi dan Pembatasan Angkutan
Ada Perubahan, Ini Aturan Terbaru soal One Way Padang – Bukittinggi dan Pembatasan Angkutan
Gubernur tak Melaporkan Bupati Solok, Cuma Meneruskan Surat Ketua DPRD ke Kemendagri
Gubernur tak Melaporkan Bupati Solok, Cuma Meneruskan Surat Ketua DPRD ke Kemendagri