Padang, Padangkita.com – Analisa dan prediksi ahli tentang gempa besar dan tsunami yang bisa terjadi pada patahan Megathrust Mentawai telah membuat resah. Betapa tidak, gempanya disebut bisa mencapai kekuatan hingga magnitudo 8,9 dan memicu tsunami hingga 10 meter di Kota Padang dan wilayah pantai barat Sumatra.
Menanggapi pendapat ahli tersebut, Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika BMKG Padang Panjang, Mamuri menyatakan, BMKG hanya mengamini. Sebab, kata Mamuri, isu tersebut bukanlah hal baru. Isu itu akan terus muncul berulang ketika terjadi gempa berturut-turut di wilayah sekitar Mentawai.
“Itu (prediksi gempa besar dan tsunami) bukan hal baru. Akan terus muncul ketika terjadi gempa berturut-turut. Namun, agar tidak membuat resah, tentu perlu penjelasan yang lengkap,” kata Mamuri ketika berbincang dengan Padangkita.com melalui sambungan telepon, Rabu (25/11/2020).
Isu gempa besar yang memicu tsunami tersebut, lanjut dia, muncul lagi karena adanya gempa berturut-turut selama tiga hari yang dirasakan di wilayah Sumatra Barat (Sumbar). BMKG mencatat, gempa yang dirasakan itu terjadi tanggal 17, 18 dan 19 November.
“Hanya, dari catatan kami, gempa yang paling kuat magnitudo 6,3, justru tidak berada pada subduksi patahan Megathrust, tetapi pada penyesaran lempeng Indo-Australia di Samudra Hindia. Sementara dua gempa lagi yang dirasakan, berada di ujung subduksi,” ungkap Mamuri.
Baca juga: Kabar Buruk Bagi Ribuan THL Pemko Payakumbuh, Mulai 2021 Gaji Dipotong
Gempa Berturut-turut Perlu Disyukuri
Alih-alih sampai membuat resah, kata Mamuri, gempa berturut-turut itu justru mesti disyukuri. Sebab, lanjut dia, gempa-gempa yang hanya dirasakan dan tidak sampai merusak itu, dapat mengurangi energi besar yang tersimpan pada lempeng Megathtrust Mentawai.
“Mestinya disyukuri, mudah-mudahan gempa berturut-turut itu memang mengurangi energi besar yang tersimpan,” ujar Mamuri.
Soal kemungkinan gempa besar hingga Magnitudo 8,9 dan memicu tsunami, Mamuri dengan hati-hati menyebut, hal itu merupakan skenario terburuk. Menurut Mamuri, potensi gempa besar dan tsunami sebagaimana analisa ahli tersebut, memang ada. Namun, hingga kini, tetap tidak ada yang bisa memastikan.
“Ini kan sudah lama dibahas. Potensi itu memang ada. Cuma, apakah memang seperti itu yang bakal terjadi? Itu pun kalau energi besar itu dilepaskan dalam sekali gempa. Makanya, kita berharap mudah-mudahan gempa-gempa selama ini mengurangi energi besar itu,” ujar Mamuri.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak perlu resah apalagi panik, tetapi tetap dengan sikap waspada jika terjadi gempa. Sebab, hingga saat ini, kata Mamuri, belum ada orang atau teknologi yang bisa memastikan kapan terjadi gempa dan berapa besar kekuatan gempa yang bakal terjadi. [ori/pkt]