"Saya berharap juga kepada PT PMS agar nanti masyarakat bisa diakomodasi di mana kehidupan masyarakat dengan satwa liar ini bisa damai dan berdampingan," imbuhnya.
Bupati Hamsuardi menyampaikan pelepasliaran harimau sumatera ini atas permintaan dari masyarakat setempat. Karena menurutnya, selama ini harimau ini selalu hidup aman dan damai dengan masyarakat.
"Saat ditangkap itu saja sebenarnya masyarakat tidak mengizinkan harimau ini dibawa. Karena selama ini harimau itu selalu memberi pertanda kepada masyarakat setiap akan terjadi sesuatu. Selain itu, harimau ini juga sering kami jadikan untuk menakut-nakuti anak-anak yang tidak mau masuk rumah ketika malam hari," sebutnya.
Selain itu, Hamsuardi mengakui bahwa dirinya sangat mencintai binatang. Bahkan diakuinya, rumahnya sering dijadikan sarang tupai.
"Kita tidak ingin ada binatang yang disakiti. Bahkan saya juga sudah berencana untuk meningkatkan status hutan yang di daerah danau laut tinggal dari hutan lindung menjadi hutan konservasi," paparnya.
Tujuannya agar hutan itu nantinya juga bisa dijadikan sebagai lokasi tujuan wisata yang bisa didatangi oleh wisatawan.
"Selain itu, kami juga berencana akan membuatkan taman satwa Pasbar yang lokasinya di Hutan Kota Padang Tujuh saat ini. Untuk luasnya saat ini sekitar dua hektare, kita akan tambah nantinya menjadi lima hektare," pungkasnya.
Baca juga: Harimau Sumatra di Pasbar yang Viral di Media Sosial Diberi Nama “Kanti Marama”
Kegiatan pelepasliaran harimau sumatera ini diakhiri dengan penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemerintah Daerah, masyarakat dan BKSDA Sumbar untuk bersama dalam pelestarian satwa yang dilindungi. [pkt]