Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: BKSDA bersama Ditreskrimsus Polda Sumbar, berhasil menemukan lokasi dan para pelaku penganiayaan satwa dilindungi
Padang, Padangkita.com – Para pelaku pembuat video yang viral berisi dugaan penganiayaan satwa dilindungi Simpai atau Surili (prebytis melalophos) akhirnya terungkap.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam bersama Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sumbar, berhasil menemukan lokasi termasuk para pelaku.
Kepala BKSDA Resor Agam, Ade Putra menyebutkan lokasi kejadian di Jorong Aia Mudiak, Nagari Tambangan, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar. Video itu direkam pada tanggal 14 januari 2021. Sementara itu, mereka yang terlibat sebanyak lima orang dengan berbagai peran.
Mereka adalah, A, 17 tahun, yang merekam atau mengambil video. Kemudian, MR, 15 tahun, yang memegang simpai, HF, 32 tahun, memegang karung, TPT, 16 tahun, berbaju batik biru dalam posisi berdiri dan JM, 45 tahun, kaos hitam juga berdiri. Selanjutnya, RM, 18 tahun, beperan sebagai penyebar video.
Ade Putra mengungkap kronologi kejadian berdasarkan hasil pemeriksaan terpisah para pelaku.
“Ketika para pelaku akan mandi di sungai, melihat simpai terjatuh dan terluka, bermaksud menyelamatkannya, maka satwa ditangkap. Namun satwa bereaksi, melihat hal itu spontan para pelaku tertawa. Selanjutnya satwa ditangkap dan dibawa dengan karung ke rumah berjarak 30 meter dan diobati. Dan selanjutnya dilepas pada hari itu juga,” tutur Ade, Minggu (4/4/2021).
Setelah para pelaku diidentifikasi, diadakan rekonstruksi ulang oleh pelaku disaksikan perangkat nagari, jorong dan warga. Semua pelaku kemudian dapat pembinaan dan membuat surat pernyataan di Polres Padang Panjang.
Berikutnya, dibuat video klarifikasi di kantor wali nagari.
Baca juga: Penelusuran Polsek Lintau Buo, Video Penganiayaan Simpai Dipastikan Bukan di Lintau Tanah Datar
Video simpai yang seperti dianiaya itu sebelumnya sempat viral di media sosial. Para netizen dibuat geram, sebab dalam video terlihat simpai mengeluarkan suara keras seperti tersiksa, sementara sejumlah pria malah menikmati dengan tertawa. [pkt]