Padangkita.com – Bank Indoensia mengingatkan pemerintah daerah dan pelaku usaha untuk mencari terobosan mengembangkan produk turunan dari sawit dan karet. Sehingga, dua komoditi itu tidak lagi diekspor mentah.
“Harus ada diversifikasi produk. Selama ini sawit dan karet masih ekspor mentah, kalau sudah diolah tentu harga pasarnya lebih tinggi,” kata Kepala BI Sumbar Endy Dwi Tjahjono dalam Seminar Sinergi Sektor Unggulan Dalam Meningkatkan Ekspor Guna Memacu Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Nasional, Kamis (22/3/2018).
Ia mengatakan potensi pengembangan produk turunan dari sawit dan karet masih terbuka lebar, karena selama ini ekspor sawit atau CPO masih dalam bentuk mentah.
Menurutnya, untuk wilayah Sumatra peluang itu masih terbuka lebar, karena masih minimnya pabrik dari produk turunan sawit dan karet.
Saat ini, sebagian besar pabrik-pabrik pengolahan produk dari sawit seperti sabun, lilin, margarine, dan berbagai produk lainnya masih didominasi di Jawa. Padahal, pasar Sumatra masih potensial dikembangkan karena lebih dekat dengan sumber bahan baku.
Ia meyakini jika ekspor produk sawit dan karet dari Indonesia ditingkatkan, maka juga akan meningkatkan nilai ekspor, karena adanya nilai tambah.
Selain itu, imbuhnya, investasi pabrik-pabrik baru akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.