Padang, Padangkita.com - Tokoh perantau Papua di Sumbar, Julius Swom menilai masyarakat Sumbar adalah masyarakat yang ramah dan memiliki kepedulian yang besar terhadap sesama. Buktinya, para mahasiswa Papua yang menuntut ilmu di daerah ini merasa nyaman dan aman.
"Sampai saat ini saya sudah 40 tahun lebih tinggal di Padang. Masyarakat Minangkabau memang terkenal ramah dan peduli dengan sesama. Jadi anak-anakku dari Papua juga harus bisa lebih baik menjaga kerukunan dan berbangsa," sebut Julius saat bertemu dengan Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, Selasa (30/11/2021) malam.
Ia menyebut pepatah ‘di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung’ harus menjadi pedoman bagi mahasiswa Papua untuk mengakomodasi keberagaman suku bangsa, agama, status sosial, ekonomi dan budaya di Sumbar.
"Selama ini Provinsi Sumatra Barat sudah menjadi rumah bagi seluruh suku bangsa yang ada. Sehingga Ranah Minangkabau memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi setiap etnis mengembangkan kebudayaan, tradisi dan kesenian dengan dibalut nuansa kedaerahan dan persatuan. Ini harus dihormati bersama," ujarnya.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah saat bersilaturahmi dengan para mahasiswa dan tokoh masyarakat Papua yang ada di Sumbar, mengatakan bangsa Indonesia adalah bangsa besar dengan beragam budayanya, adat istiadat dan suku bangsa.
Tidak hanya mahasiswa dari Papua, kata dia, mahasiswa dari mana pun akan berhadapan dengan multietnis yang ada di Indonesia. Keberagaman itu ditunjukkan melalui etnis, agama, budaya, dan adat istiadat yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia.
"Jujur saya merasa senang sekali bisa bertemu adik-adik dari Papua. Indahnya kebersamaan bisa menghargai manusia sederajat dan semartabat dengan keunikan dan kekhasan masing-masing," ucapnya.
Mahyeldi berharap, kampus mahasiswa asal Papua di Sumbar bisa menjadi sarana untuk lebih meningkatkan rasa kebhinekaan di Sumatra Barat.
"Ibarat kita saat ini sebagai orang tua angkat di rantau sehingga perlu memperhatikan dan mengayomi anak kita di sini," tuturnya.
Untuk itu, Mahyeldi mengajak semua pihak dan stakeholder bisa memberikan dukungan, jangan sampai ada yang merasa terasing bumi Indonesia ini. Sesuai pepatah adat Minangkabau, mahasiswa Papua di Sumbar tentu saja tahu "di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung".
"Kita perlu menghargai serta mendukung niat dan usaha keras mereka dalam menuntut ilmu di Sumatra Barat dan rela berpisah dengan orang tua mereka," ujarnya.
Menysukseskan pendidikan mereka di Sumatra Barat, kata Mahyeldi, tentu menjadi tanggung jawab bersama.
Sementara itu, Kepala Kesbangpol Sumbar Jefrinal Arifin mengharapkan, agar mahasiswa Papua yang menimba ilmu di Sumbar dapat menjadi generasi yang mampu berkontribusi dalam pembangunan nasional di era globalisasi, walaupun semua itu tentu menemui banyak tantangan.
Menurut Jefrinal, hubungan antara masyarakat Sumbar dengan orang Papua sudah berjalan baik sejak lama. Hal ini dibuktikan dengan munculnya para tokoh-tokoh Papua yang menjadi pemimpin, sebelumnya pernah belajar di Sumbar.
Baca juga: 10.000 Orang Minang Tinggal di Papua, Ada yang ASN Ingin Pulang Kampung
"Kita juga berharap kepada mahasiswa Papua setelah tamat dari universitas di Sumbar dapat memberikan kontribusi kepada negara ini. Kembali ke daerah asal membangun daerah dengan bidang ilmu yang dimiliki," harap Jefrinal. [*/pkt]