Lubuk Basung, Padangkita.com – Fakultas Ekologi dan Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Pitaloka Foundation baru saja selesai melakukan riset di Nagari Panampuang, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar).
Hasilnya, berupa Data Desa (Nagari) Presisi diserahkan Dekan Fakultas FEMA IPB, Sofyan Sjaf dan Pendiri Pitaloka Foundation, Rieke Diah Pitaloka kepada Bupati Agam Andri Warman, Jumat (18/8/2023).
Mengutip situs resmi Pemkab Agam, riset ini juga melibatkan Dirjen Otda Kemendagri, Kemenkumham, BRIN, pemerintahan nagari hingga masyarakat. Pendiri Pitaloka Foundation, Rieke Dyah Pitaloka mengatakan, untuk melakukan pembangunan mesti harus ada data yang akurat.
“Data itu harus real, tak boleh asumsi! Bagaimana kita akan membantu masyarakat jika datanya tidak akurat,” kata Rieke memberi latar belakang dan tujuan pentingnya riset yang dilakukan pihaknya.
Menurut anggota DPR RI dari PDI Perjuangan itu, jika data yang dibuat perencana tidak akurat, itu sama saja dengan membunuh masyarakat. Pemeran si ‘Oneng’ dalam Sitkom ‘Bajaj Bajuri’ ini memuji kerja sama pihak nagari dan masyarakat sehingga Data Presisi hasil risetnya bersama IPB ini, bisa tersedia dan dapat diketahui secara detail.
Sementara, Dekan FEMA IPB, Sofyan Sjaf mengatakan ada sebanyak 228 indikator dalam data ini. Banyaknya indikator, tentu akan sangat akurat, terlebih divalidasi oleh orang dalam.
“(Sebanyak) 228 indikator didata secara utuh, by name by addres, semuanya terverifikasi dengan utuh,” ungkapnya.
Sofyan mengatakan, lewat Data Desa Presisi terungkap sejumlah hal penting seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Ia menyebutkan, Panampuang memiliki IPM 71,40 yang tergolong baik bagi sebuah desa atau nagari.
“Meski demikian ada beberapa poin yang mesti diperbaiki, seperti sektor pendidikan maupun kesehatan dan kemiskinan,” kata Sofyan.
Wali Nagari Panampuang, Etriwarmon mengatakan, saat ini nagarinya telah memiliki Data Desa Presisi yang sangat akurat demi kepentingan pembangunan masyarakat.
“Data ini tersedia setelah dilakukan survei selama 1 bulan 12 hari,” katanya.
Proses pendataan, kata Etriwarmon, meliputi seluruh rumah dan jumlah jiwa, yang didata mencapai 6.160. Hasil data ini, diklaim sangat akurat karena mengungkap banyak indikator yang nantinya akan bermanfaat untuk pembangunan.
“Contohnya dalam data ini terungkap ternyata masih ada banyak pengangguran. Tentu kita akan fokus terhadap hal ini,” kata dia.
Menurutnya, semua yang terkait statistik warga atau nagari ada dalam data ini, seperti pengelompokan data sesuai umur atau jumlah warga, hingga batas wilayah.
“Bahkan berapa jumlah warga yang memakai HP (ponsel) bisa kita lihat dari data ini. Tentu ini adalah terobosan karena kita butuh data akurat untuk pembangunan,” ujar dia.
Panampuang disebut menjadi desa pertama di Sumbar, bahkan di Sumatra yang memiliki data presisi.
Bupati Agam, Andri Warman mengaku bangga Pitaloka Foundation dan Fakultas Ekologi dan Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) memilih Nagari Panampuang, Kecamatan Ampek Angkek sebagai lokasi riset. Riset yang dilakukan berkaitan penyelenggaraan pemerintahan nagari berbasis data presisi.
“Semoga terus berkembang melalui peningkatan kapasitas kelembagaan dan kegiatan riset lainnya,” ucap Andri Warman saat menerima data nagari presisi untuk Panampuang..
Dia berharap, Panampuang betul-betul menjadi model pemerintahan nagari berbasis data presisi, serta dapat dilanjutkan pada 91 nagari lainnya.
Menurutnya, kualitas data sangat menentukan keberhasilan pembangunan. Maka kehadiran data nagari presisi ini katanya, menjadi kunci dan solusi inovatif karena miliki tingkat akurasi tinggi dan berbasis digital.
Baca juga: Ada ‘Oneng’ Rieke Diah Pitaloka di Jambore Kader PKK Berprestasi Kota Pariaman
“Kehadiran data nagari presisi menjadi solusi dalam pengambilan keputusan dan penentuan arah kebijakan pembangunan daerah,” katanya.
Dengan begitu, kolaborasi semua pihak yang dilaksanakan di Panampuang dapat terus dikembangkan ke seluruh nagari. [*/pkt]