Padangkita.com - Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Pesisir Selatan akan meluncurkan beras "Rajo Pasisia" sebagai merek dagang beras asal daerah tersebut.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Pesisir Selatan, Jumsu Trisno mengatakan merek ini rencananya akan diluncurkan pada pertengahan 2018.
"Semenjak bupati mewacanakan beras "Rajo Pasisie" kami intens melakukan persiapan dan rapat terakhir merek dagang itu diluncurkan pada pertengahan 2018," katanya di Painan, Sabtu (24/2) yang dikutip Padangkita.com dari pesisirselatankab.go.id Senin (26/02/2018)
Ia menambahkan izin merek akan diurus Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian. Sementara untuk promosi akan dilakukan oleh Dinas Pangan. Untuk lahan sawah akan disiapkan oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan.
Menurutnya setelah peluncuran nanti "Rajo Pasisia" akan terlebih dahulu dipopulerkan kepada masyarakat Pesisir Selatan seterusnya baru keluar daerah.
"Dengan populasi penduduk lebih dari 500 ribu jiwa tentu saja masyarakat Pesisir Selatan menjadi pasar yang potensial," katanya.
Sebelumnya, Bupati setempat, Hendrajoni mengatakan, selain sebagai upaya mendongkrak popularitas beras produksi petani daerah itu, peluncuran tersebut juga dimaksud untuk meningkatkan harganya.
"Dikemas dan tidak dikemas tentu harganya berbeda sehingga bukan tidak mungkin hal ini telah dimanfaatkan oleh kalangan tertentu meraup untung berkali-kali lipat dengan melabeli beras yang dibeli dari petani Pesisir Selatan," katanya.
Ia menyebutkan, terdapat varietas padi unggulan dari daerah setempat yang menghasilkan beras-beras nikmat disantap seperti Bawan, Si Sokan, Sarai Sarumpiun, Anak Daro, dan lainnya.
"Sekarang tinggal pengemasannya, jika itu dilaksanakan maka beras dari Pesisir Selatan akan dikenal dan tentu sejalan dengan harganya yang melejit," katanya lagi.
Pada 2017 kabupaten pesisir selatan memproduksi beras lebih kurang 377 ribu ton, sementara kebutuhan masyarakat hanya pada kisaran 49.000 ton per tahun.
"Jika ini dimanfaatkan tentu saja akan berdampak signifikan terhadap perekonomian petani," katanya lagi.