Padang, Padangkita.com - PT Hutama Karya (Persero) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) terus mendorong pengembangan infrastruktur Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) tahap 1. Hal ini sejalan dengan concern pemerintah untuk mengakselerasi infrastruktur di Pulau Sumatra.
Direktur Operasi III, Koentjoro mengatakan, dalam waktu dekat Hutama Karya akan merampungkan sejumlah ruas tol tahap 1. Yakni, Ruas Simpang Indralaya - Muara Enim seksi Simpang Indralaya - Prabumulih, Jalan Tol Sigli - Banda Aceh Seksi 5 (Blang Bintang - Kuto Baro) dan Seksi 6 (Kuto Baro - Simpang Baitussalam).
Pembangunan Jalan Tol Indralaya - Prabumulih sepanjang 64,5 km, mulai dikerjakan oleh anak usaha Hutama Karya yaitu PT HK Infrastruktur (HKI) sejak Juli 2019. Ruas tol ini dilengkapi sejumlah struktur dan fasilitas pendukung, di antaranya 8 overpass, 18 jembatan, 10 box underpass, 2 simpang susun, 1 rest area dan 1 gerbang tol.
Sementara itu, kecepatan pada Jalan Tol Indralaya - Prabumulih yakni 100 km/jam, sehingga dapat menjadi alternatif jalur logistik dari hasil perkebunan karet dan sawit asal daerah sekitar, dan juga mempersingkat waktu tempuh masyarakat.
Sebagai informasi, sesuai arahan pemerintah, untuk pengerjaan ruas feeder, di antaranya Jalan Tol Muara Enim - Lahat - Lubuk Linggau sepanjang 111,85 km pembangunan infrastrukturnya akan dilanjutkan pada tahap 4, sesuai Perpres No. 131 Tahun 2022.
“Saat ini pengerjaan Tol Simpang Indralaya - Prabumulih sudah mencapai 90,38%, Sigli - Banda Aceh Seksi 5 mencapai 97,97% dan Seksi 6 sudah mencapai 85,05%. Sementara progres pembebasan lahan dari ketiga ruas ini rata-rata sudah mencapai lebih dari 97%, sehingga diperkirakan bisa selesai tepat waktu,” ujar Koentjoro, dikutip Padangkita.com dari laman Hutama Karya, Minggu (19/2/2023).
Menurut Koentjoro, apabila pengerjaan konstruksi dan proses pembebasan lahan tidak ada hambatan ketiga ruas tol ini diharapkan dapat dibuka secara fungsional pada saat Mudik Lebaran Tahun 2023 mendatang.
Untuk pembangunan Jalan Tol Sigli - Banda Aceh Seksi 5 dan 6 sepanjang 12,3 km telah dilaksanakan tahap Uji Laik Fungsi (ULF) pada hari Senin (6/2/2023) lalu. Ini untuk memastikan seluruh spesifikasi teknis persyaratan dan fasilitas perlengkapan jalan terpenuhi dengan baik dan sesuai standar ketentuan serta kriteria, terutama aspek keselamatan lalu lintas pengendara jalan tol.
Pada kunjungan lapangan ULF, tim terbagi menjadi 3 sub yakni Sub Tim 1 (Bidang Keselamatan dan Manajemen Lalu Lintas); Sub Tim 2 (Bidang Sarana Jalan, Jembatan dan Bangunan Pelengkap); Sub Tim 3 (Bidang Operasi dan Administrasi).
Koentjoro juga menambahkan, jika pengerjaan dari hasil evaluasi ULF selesai, maka Sertifikat Laik Operasi (SLO) dapat segera terbit sebagai ‘lampu hijau’ untuk mengoperasikan jalan tol.
“Jika seksi 5 dan 6 sudah mengantongi SLO, maka Hutama Karya dapat mendukung arahan dari regulator untuk mengoperasionalkan jalan tol ini saat Mudik Lebaran mendatang.” tutup Koentjoro.
Selain untuk mendukung stimulus bagi pertumbuhan ekonomi, dengan adanya tol ini dapat memangkas waktu tempuh perjalanan dan mengembangkan kawasan wisata religi setempat.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh Almuniza Kamal soal pengembangan wisata halal.
“Seluruh kabupaten/kota di Aceh memiliki potensi menjadi destinasi wisata halal. Kawasan tersebut merupakan daerah terbanyak dikunjungi wisatawan nusantara dan mancanegara. Sistem pemerintahan dan masyarakat Aceh yang menerapkan syariat Islam dapat menjadi nilai pendukung dalam pengembangan wisata halal,” ujar Almuniza Kamal.
Baca juga: Daftar 12 Ruas Jalan Tol yang Beroperasi di Sumatra, Tak Ada yang di Sumbar
Hutama Karya mencatat lebih dari 2,6 juta kendaraan melintas di sepanjang ruas operasi JTTS pada momen mudik Lebaran tahun lalu. Hal ini memperkuat komitmen perusahaan untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada pengendara jalan tol khususnya pada saat mudik Lebaran 1444 H/2023 M. [*/pkt]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News