Padang, Padangkita.com - Bayi kembar siam asal Pariaman yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang, meninggal dunia, Jumat (23/9/2022).
"Iya, betul. Pasien meninggal dunia sekitar pukul 16.00 WIB tadi," ujar Pemberi Informasi dan Dokumentasi RSUP M Djamil Padang, Gustavianof saat dihubungi Padangkita.com via telepon.
Bayi berjenis kelamin laki-laki dengan satu badan dua kepala itu meninggal dunia usai mendapatkan perawatan intensif dari tim dokter dari RSUP M Djamil Padang.
"Yang jelas, kita sudah berusaha bersama-sama. RSUP M Djamil sudah berusaha. Sampai meninggal, didampingi oleh tim," jelasnya.
Bayi tersebut sebelumnya dirawat di Ruang NICU, Lantai 2, Instalasi Kebidanan dan Anak, di rumah sakit tersebut.
"Jenazah pasien saat ini sedang berada di kamar jenazah. Selanjutnya, jenazah akan dibawa ke kampung halamannya di Pariaman," sebutnya.
Diketahui, bayi tersebut dirujuk dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr Sadikin, Pariaman. Bayi dari pasangan Ardianto, 33 tahun dan Ayu Septiani, 30 tahun itu lahir pada Rabu (21/9/2022) kemarin.
Direktur Utama RSUP M Djamil, Yusirwan Yusuf mengatakan, sebelumnya, pihaknya memberikan perawatan intensif kepada bayi tersebut. Sebelum meninggal, bayi diketahui dalam kondisi kritis.
Bayi kembar siam itu lahir dengan kondisi asimetrikal. Artinya, bayi itu kembar, tetapi organnya tidak lengkap.
“Jantung bayi memang ada dua. Namun, dari salah satu jantung dalam kondisi yang tidak lengkap. Selain itu, dia juga hanya memiliki satu paru-paru,” jelasnya.
Yusirwan menjabarkan, bayi itu hanya memiliki dua tangan, dua kaki, satu alat kelamin, dan satu anus.
Dia menerangkan, dua jantung di dalam tubuh bayi dalam kondisi menyatu. Akibatnya, darah kotor dan darah bersih dari bayi sudah bercampur.
Dampaknya, oksigen di dalam tubuh bayi tidak berjalan dengan baik. Sementara, tulang belakang bayi itu ada dua, tetapi salah satunya hanya sampai dada.
Baca Juga: Bayi Kembar Siam Dua Kepala Asal Pariaman Kritis, Begini Penjelasan RSUP M Djamil
Lebih lanjut, dia menerangkan, dalam menangani bayi tersebut, pihaknya membentuk tim yang terdiri dari 32 orang dokter subspesialis. [fru]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News