Sana'a, Padangkita.com - Organisasi Urusan Anak Dunia (UNICEF) menyebutkan lebih dari 23 ribu anak di Yaman terancam risiko kematian karena kekurangan gizi.
Menurut UNICEF, krisis kelaparan dan kesehatan tersebut disebabkan oleh minimnya dana bantuan kemanusiaan untuk Yaman. Banyak pendonor baru-baru ini mengurangi bantuan.
Ditambah lagi pandemi virus corona atau Covid-19, perang sipil hingga kolera yang menghantam negara itu.
"Ketika sistem kesehatan dan infrastruktur Yaman kewalahan menghadapi pandemi virus corona, situasi yang sudah mengerikan berkemungkinan memperburuk kondisi anak-anak secara signifikan," ujar UNICEF.
Laporan UNICEF terbaru menyebutkan jumlah anak-anak yang mengalami kurang gizi dapat mencapai 2,4 juta. Laporan juga menunjukkan adanya peningkatan 20% untuk anak di bawah lima tahun yang mengalami gizi buruk.
Perwakilan UNICEF di Yaman, Sara Beysolow Nyanti menyebutkan kondisi tersebut akan semakin buruk jika Yaman tidak segara mendapat bantuan hingga Agustus mendatang.
"Jika kita tidak segera menerima dana, anak-anak berada di juarang kelaparan dan banyak yang akan meninggal dunia," ujarnya, dilansir dari Gulf News, Senin (29/6/2020).
Baca juga: 94 Warga Rohingya Mendarat di Aceh Utara, UNCHR: Indonesia Jadi Contoh untuk Negara Lain
Selain itu, menyangkut fasilitas kesehatan, UNICEF menyebut setengah dari fasilitas kesehatan Yaman tidak berfungsi dan 18% dari 333 distrik di negara ini tak memiliki dokter.
Ada 5 juta anak yang berusia di bawah 5 tahun tidak akan memiliki akses untuk vaksin.
Kemudian, sekitar 9,6 juta anak-anak tidak memiliki akses memadai ke air bersih dan sanitasi. Sementara, dua pertiga dari 30 juta penduduk Yaman bergantung pada bantuan makanan.
Di sisi lain, Nyanti menyebutkan UNICEF membutuhkan USD461 juta untuk mendukung operasi kemanusiaan, namun hanya mendapatkan 40%.
Sedangkan dari USD53 juta untuk menangani dampak Covid-19, hanya kurang dari 10% yamg berhasil didanai.
"UNICEF bekerja sepanjang waktu dalam situasi yang sangat sulit untuk mendapatkan bantuan terhadap anak-anak yang sangat membutuhkan, tetapi kami hanya memiliki sebagian kecil dari dana yang diperlukan untuk melakukan ini," ujar Nyanti. [*/try]